14 Sept 2019

Ketika Gadis Syiah Mencintai Lelaki Sunni

Seorang gadis penganut aliran syiah melayangkan surat kepada Syaikh Karim Serageldin tentang keinginannya untuk menikah dengan seorang pria Sunni. Gadis itu mengatakan bahwa dia bertemu dengan pria yang telah merubah pandangannya tentang islam dan ia memahami bahwa sunni adalah jalan yang lurus. 

Kemudian gadis itu menghadapi dilemma yang cukup pelik di hadapan orang tuanya. Ibunya menolak dengan keras hubungannya dengan seorang pemuda sunni.

Gadis itu mengatakan bahwa dia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan pemuda itu, memiliki anak darinya dan membesarkannya. Ia mendapatkan banyak kebaikan yang ia pandang bisa dia dapatkan dari lelaki itu.

Syaikh Karim Serageldin mengatakan kepada gadis itu bahwa keputusan yang dia ambil sudah benar. Sehingga gadis itu bisa menolak keinginan ibunya yang syiah, tentunya dengan penolakan yang lembut tanpa membangkang dalam masalah selain hal itu.

Syaikh Karim Serageldin juga mengatakan bahwa ketika sudah mengambil keputusan, maka harus siap dengan resiko yang akan dihadapi, yakni berupa pengucilan dari keluarga dan hubungan kekeluargaan yang terputus.

Berikut jawaban lengkap Syaikh Karim Serageldin,

Islam adalah jalan menuju Allah subhanahu wata'ala. Tujuan dari jalan islam adalah untuk memiliki hubungan dengan Allah subhanahu wata'ala dan menjadikannya sebagai yang paling utama dalam hidup. Oleh karena itu, urusan yang bertentangan dengan islam, maka kita harus membuangnya.

Ketika orang tua memiliki keinginan yang bertentangan dengan islam, maka hati harus mengambil keputusan yang sejalan dengan jalan ilahi. Karena kita akan ditanyai tentang jalan yang kita ambil.

Islam menekankan ketaatan kepada orang tua sebagai kewajiban agama. Akan tetapi ketaatan kepada orang tua tidak dalam bentuk ketaatan yang membabi buta. Kita mentaati orang tua hanya dalam kebaikan, bukan kemaksiatan.

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Quran surat al-Ankabut [29]: 8)

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Al-Quran surat an-Nisa [4]:59)

Anda hanya perlu berusaha melembutkan hati kedua orang tua anda. Ini bukan masalah meyakinkan mereka tentang mana yang benar antara Syiah dan Sunni, karena ini pilihan individu. Walaupun kita memahami bahwa sunni adalah jalan islam itu sendiri. Tapi fokus anda sekarang adalah meyakinkan orang tua untuk mengizinkan hubungan/ pernikahan tersebut.

Meskipun Anda telah mengadopsi sunni sebagai jalan Anda, mungkin keluarga menekan Anda ketika menyangkut anak-anak dan keyakinan serta nilai yang mereka pegang.

Pada akhirnya, pernikahan adalah pilihanmu. Jika orang tua tidak mendukungnya, Anda harus memutuskan apa yang terbaik untuk hidup Anda di sini dan di akhirat. Jangan pikirkan tentang resiko, tapi pikirkanlah tentang masa depan anda di dunia dan akhirat.

Dalam membuat keputusan ini secara mandiri, Anda harus menyadari itu mungkin bisa merusak hubungan keluarga.

Jika Anda memiliki teman-teman yang dapat diandalkan dan Anda mempercayai nasihat mereka, minta mereka terlibat sehingga dapat membantu membuat keputusan terbaik berdasarkan nilai-nilai Islam dan bimbingan Alquran .

Artikel ini diadaptasi dari artikel 'Want to Marry a Sunny Guy; How to Convince My Shi'a Parent?' di laman aboutislam.net
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment