Banyak orang yang tidak mencapai hal apa pun dalam hidupnya, hanya karena mereka tidak berani mencoba. Sementara mereka tidak berani mencoba dan memulai langkah karena mereka takut akan kegagalan.
Padahal, jika kita takut gagal, lalu apa lagi yang bisa memotivasi kita untuk mencoba hal-hal baru dalam kehidupan?
Hendaknya kita tidak takut gagal, yang harus kita takutkan adalah hilangnya kesempatan untuk mencoba, sehingga peluang berhasil juga hilang dalam hidup kita. Kegagalan dan keberhasilan hanya peruntungan dari langkah yang kita ambil. Tidak ada yang salah dari kegagalan, yang salah adalah ketika kita tidak mencobanya sama sekali.
Rasa bersalah, menyesal dan marah kadang muncul ketika kita gagal. Tapi jiwa yang lapang tidak akan marah ketika kegagalan menyambangi hidupnya. Dia akan sabar, belajar dari kegagalan dan berusaha dengan cara dan jalan yang lain yang mungkin bisa mengantarkannya menuju sukses. Karena dengan kegagalan itu kita memutuskan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Seorang muslim tidak akan jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya.”
Kegagalan itu membuat kita belajar dan memahami kehidupan. Kegagalan juga membuka jalan lain yang belum pernah kita coba. Yang bisa saja jalan itu justru mengantarkan kita pada kesuksesan yang lebih besar dibanding jalan pertama yang mengantarkan kita pada kegagalan. Terkadang Allah Subhanahu wata'ala menutup satu jalan hanya karena Dia ingin menunjukan kepada kita jalan yang lebih indah dari jalan yang Dia tutup. Maka berhentilah mengeluh karena kegagalan yang kita alami.
Itulah mengapa Robin Sharma mengatakan: "Setiap orang jenius diejek sebelum mereka dihormati."
Jika kita tidak siap untuk diejek, kita terlalu lemah. Karena tebing yang curam yang mengantar pada area yang tinggi juga dilewati oleh orang-orang yang tangguh. Ya, karena hasil tidak akan pernah membohongi usaha yang kita lakukan.
Sebelum saya tutup, mari kita simak kisah tentang lalat dan semut berikut ini.
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah.
Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya.
Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang.
Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.
Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati.
Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka. Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini? Mengapa dia sekarat?"
"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita."
Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama."
Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini. Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."
Jadi, jangan harap memperoleh hasil yang berbeda jika kita masih menempuh jalan yang sama.
14 Sept 2019
Husni
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.
you may also like
- Next Aturan Dalam Pergaulan; Jangan Kepo dan Jangan Sembarang Komentar
- Previous Fokus dan Konsisten adalah Kunci Keberhasilan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Post
recentposts
My Tweet

Blog Archive
About this blog
HusniMagazine
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis..
husnimubarok5593@gmail.com
No comments:
Post a Comment