14 Sept 2019

Aturan Dalam Pergaulan; Jangan Kepo dan Jangan Sembarang Komentar

Aturan Dalam Pergaulan; Jangan Kepo dan Jangan Sembarang Komentar
“Eh kapan nih mau nyusul? Yang lain udah pada punya gandengan lho.” Itu adalah sapaan yang pernah saya dapatkan ketika bertemu dengan sohib yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Mungkin kamu mengira saya merasa risih dengan pertanyaan tersebut. Kamu mungkin juga mengira bahwa pertanyaan itu membuat suasana reuni dan nostalgia yang indah berubah menjadi semacam bencana dan kerikuhan serta kecanggungan yang menyiksa.

Tapi jujur, saya enggak tuh. Saya merasa biasa-biasa saja dengan pertanyaan tersebut. Alih-alih dibawa risih, maka saya jawab, “Emangnya kamu mau ngasih sumbangan berapa buat pernikahan saya? Mau ngasih calon juga ya?”

Akhirnya kami tertawa bersama-sama.

Tapi terlepas dari semua itu, memang benar, kita tidak boleh gampang berkomentar terhadap kehidupan orang lain. Karena kadang komentar-komentar yang kita lontarkan bisa menimbulkan rasa sedih hingga risih dan canggung karena bingung mau jawab apa. Termasuk dalam pertanyaan perihal pasangan hidup yang belum kelihatan tanda-tanda kedatangannya. Hehe. saya tahu pasti, banyak yang galau menanti gandengan.

Banyak pertanyaan yang alangkah baiknya kita pendam alih-alih melontarkannya. Misal pertanyaan:

Eh Kapan Nikah?

Eh Kok belum hamil, udah isi?

Eh kok suamimu kabur kenapa?

Eh kok udah hamil lagi sih, kan kakanya belum ada 1 tahun?

Eh kapan lulus kuliahnya

Eh kok ibunya kerja, ga sayang ninggalin anak di rumah?

Eh suami kok jarang pulang?

Eh kapan Mantu?

Nah, cobalah kamu bayangkan pada posisi orang yang mendapatkan rentetan pertanyaan tersebut. Tentunya pertanyaan yang mempresentasikan keadaan yang sebenarnya yang kamu alami. Apa yang kamu rasakan? Kamu pasti akan rikuh dan risih ketika menjawabnya. Walau memang tidak semua orang seperti itu, apalagi jika pertanyaan datang dari close friends. Hanya kita tahu, apakah pertanyaan itu pantas untuk dilontarkan kepada lawan bicara kita atau tidak.

Tahu nggak, sikap kepo kadang bisa menjadi bibit ghibah yang membawa dosa. ghibah? Ya, membicarakan orang lain. Tak jarang dari pertanyaan-pertanyaan itu kemudian berkembang menjadi perbincangan diantara sesama mereka. Membincangkan rekan mereka yang begini, yang begitu dan semacamnya.

Jadi, jangan coba-coba mengorek kehidupan pribadi seseorang, menanyakan kehidupannya yang paling privasi kecuali jika memang itu dimungkinkan tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Percayalah, orang bakal nyeritain kehidupan pribadinya selama dia ngerasa nyaman sama yang akan diceritakan. Kalau dia nggak cerita sama kamu ya jangan dipaksa buat cerita.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment