Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu
seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”
Namanya Ahmad, dia selalu merutinkan diri untuk datang ke masjid
sebelum adzan berkumandang atau paling tidak segera berangkat ke masjid setelah
adzan berkumandang. Sehingga Ahmad memiliki waktu yang cukup untuk mendirikan
shalat fajar. Ahmad tahu bahwa nilai shalat sunnah fajar itu lebih baik dari
dunia dan seisinya.
Setelah itu, sembari menunggu muadzin mengumandangkan iqomah, Ahmad
menunggunya dengan membaca al-quran hingga iqomah dikumandangkan. Shalat berjamaah
subuh pun dilaksanakan. Ahmad tidak langsung pulang ke rumah, tapi dia masih
duduk di masjid, mengambil tempat di pojokan dan mencoba duduk yang nyaman. Kemudian
dia membuka quran sakunya dan mulai tilawah al-quran serta menghafal ayat-ayat
al-quran.
Ketika matahari sudah terbit dan terlihat sinarnya, Ahmad segera
bangkit dari tempat duduknya dan melaksanakan shalat syuruq sebanyak dua
rokaat. Kemudian setelah itu Ahmad pulang ke rumah dan mempersiapkan diri untuk
berangkat kerja.
***
Namanya Abdullah. Tidak seperti Ahmad, Abdullah seringkali
terlambat datang ke masjid untuk shalat berjamaah. Hampir setiap hari dia
tertinggal (masbuk) sehingga tidak memiliki kesempatan untuk melaksanakan
shalat sunnah fajar. Bahkan beberapa kesempatan dia tidak shalat berjamaah
karena masih terlena di atas kasur.
alarm memang sudah dipasang, tapi entah kenapa setiap kali alarm
itu berbunyi, tangan Abdullah menggapai-gapai dan menekan tombol snooze dan
kembali melanjutkan tidur sembari bergumam, “Sepuluh menit lagi.”
Tapi ujung-ujungnya Abdullah bangun kesiangan. Dia pun langsung
bangkit dari tidur sembari terburu-buru mengambil air wudhu dan menghamparkan
sajadah di lantai kamar. Setelah itu mempersiapkan peralatan dan perlengkapan
untuk berangkat kerja, mandi kilat dan segera berangkat ke kantornya tanpa bisa
menyempatkan diri untuk sarapan atau melakukan aktifitas lainnya.
Nah, dari cerita Ahmad dan Abdullah di atas, mana yang
merepresentasikan kehidupan pagimu? Jawab oleh pribadi masing-masing.
Perlu kita ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang
sangat utama dan penuh berkah. Sehingga jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu
yang diberkahi ini dengan mengisinya hanya untuk tidur. Usahakan untuk tidur di
awal waktu sehingga kita tidak mengantuk ketika selesai shalat subuh atau tidak
bangun kesiangan sehingga terlewat shalat subuh berjamaah di masjid.
Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Waktu pagi
telah dido’akan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu
yang berkah.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ
لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
No comments:
Post a Comment