MUNGKIN kamu pernah merasa bahwa dirimu tidak sekuat,
sepintar atau sespesial yang selama ini kamu bayangkan. Kamu juga tidak sehebat
yang kamu pikirkan setelah mengetahui bahwa ada orang yang memandangmu dengan
pandangan yang meremehkan.
Disini bukan berarti kamu tidak berharga, namun disini kita
harus menyadari bahwa ini adalah moment untuk membuktikan siapa diri kita. rasa
terpuruk itu biasanya datang ketika badai cobaan dan musibah datang dalam hidup
kita. di situ kita seakan berada di titik terendah dan hal itu membuat mental
kita lemah.
Ketika rasa lemah dan
tak berdaya melanda, maka kembalilah kepada Sang Pemilik Kekuatan yang tak ada
tandingannya. Mungkin selama ini kita menjauh dari-Nya dan Dia berharap kita
kembali kepada-Nya.
Katakanlah, ‘Ya, saya mungkin tidak sekuat, sepintar, sespesial
atau sehebat yang selama ini dibayangkan. Namun, Allah subhanahu wata'ala lebih
kuat dari apa yang pernah saya bayangkan. Jika saya menyandarkan hidup saya
pada Allah, Maka Dia akan menguatkan saya.”
Merasa sadar dengan keberadaan dan campur tangan Allah dalam
hidup kita, serta melihat kekuasaan dan Keagungannya yang telah Dia tampakan
dalam kehidupan kita membuat kita kembali bangkit dari keterpurukan. Motivasi itu
kembali tumbuh karena iman adalah air penyubur dari optimisme. Pada titik
inilah tanggung jawab kita kembali bangkit. Kita kembali dalam produktifitas
yang kita harapkan. Baik produktifitas dalam urusan dunia, terlebih akhirat.
Dengan menyadari kuasa Allah subhanahu wata'ala, maka kita
akan selalu menyadari ada dorongan dan kekuatan Ilahi yang menyertai setiap
langkah kita. tentunya selama langkah kita sejalan dengan apa yang digariskan
oleh hukum-hukum Allah subhanahu wata'ala.
Selain membangkitkan optimisme, dengan adanya nilai iman ini
kita tersambungkan ke dimensi spiritual yang menjadi pupuk bergizi bagi jiwa
dan raga kita. betapa banyak kaum-kaum pilihan terdahulu yang telah membuktikan
bahwa keteguhan dan kekuatan iman sebanding dengan produktifitas yang berhasil
mereka torehkan.
Contoh pertama tentu saja Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam tercinta dan para sahabat. Mereka adalah jiwa-jiwa produktif yang
menawarkan seribu hikmah yang bisa kita reguk lewat kehidupan mereka.
Kemudian di masa selanjutnya kita mengenal Muhammad al-Fatih
sang penakluk konstantinopel yang dengan kekuatan visi dan misinya mampu
menaklukan kemustahilan
Dan sekarang saatnya kita membuktikan sejauh mana iman kita
kepada Allah. Semakin mengakar keimanan itu, semakin menjulang optimisme yang
berbuah produktifitas tanpa batas. Dan bunga-bunganya adalah bunga keberkahan
yang semerbak sepanjang hayat.
Inilah racikan rahasia dari produktifitas seorang muslim
sejati.
No comments:
Post a Comment