24 Jun 2019

Setelah 28 Tahun Berkiprah, Pada Akhirnya Majalah Ummi Berhenti Terbit



Firasat saya ternyata tidak melesat. Setelah sang adik, majalah Annida berhenti terbit sejak tahun 2010 silam, kini majalah Ummi juga menyusul berhenti terbit. saya tidak tahu persis alasan dibalik berhenti terbitnya majalah Ummi. Yang jelas, semua ini saya pikir tak jauh dari ‘senjakala media’. Dimana media-media cetak satu persatu mulai berguguran karena perkembangan informasi yang sangat pesat ditengah perkembangan teknologi gadget yang tak bisa dipungkiri.

Pertama kali saya merasa heran karena sudah lama tidak melihat majalah ummi versi cetak di lapak-lapak majalah pinggir jalan dan toko buku. (bahkan lapak majalah pinggir jalan pun sekarang sudah jarang karena semakin sedikit peminat media massa versi cetak). Keheranan saya bertambah ketika saya tidak menemukan stand majalah Ummi di Islamic book fair di JCC senayan.

Kemudian saya bertanya kepada mbak Titis as-Sausan, salah seorang staff majalah Ummi. Dan ternyata dugaan saya benar. Majalah Ummi telah pensiun dari dunia penerbitan. Duh, jujur. Saya sedih mendengarnya mengingat saya sangat suka majalah yang satu ini meski tidak pernah berlangganan. Hehe

Awal perkenalan saya dengan Ummi adalah ketika kakak perempuan saya, Ceu Muslihah pulang dengan membawa sebuah majalah perempuan yang dia beli dari bus kota. Eh, ternyata itu majalah Ummi. Saya tahu edisinya, yang jelas itu adalah Ummi yang terbit di tahun 2002.

Hanya sebagai nostalgia belaka, saya ingin mengulas tentang majalah Ummi.

Ummi adalah nama majalah muslimah yang terbit sejak tahun 1989. Diterbitkan oleh PT Insan Media Pratama. Penerbit yang juga menerbitkan majalah remaja literasi, Annida. Selain versi cetak, Majalah Ummi juga meluncurkan versi online.

Di tengah kehadiran beragam media wanita di tanah air, majalah muslimah, Ummi mampu bertahan selama 28 tahun. Majalah dengan moto ‘Identitas Wanita Islami’  menghadirkan banyak rubric menarik untuk para pembacanya.




Jumlah cetak Ummi stabil di angka 35-50 ribu eksemplar perbulan hingga pada akhirnya memilih berhenti terbit.  masa keemasan majalah Ummi berada di tahun 2001-2002 dengan oplah sebanyak 115 ribu eksemplar/ bulan. Tentunya jumlah yang sangat fantastis di masanya. Yang jelas, tren media digital dan kehadiran gadget diangkui sangat mempengaruhi penurunan tiras majalah Ummi.

Majalah Ummi menjadi majalah andalan muslimah karena berada di tengah-tengah. Majalah ummi memiliki pandangan tentang keluasan wanita berkiprah dengan batasan yang tetap membolehkan para isteri berkiprah di ruang publik, tapi tetap mengacu pada kodrat dan kewajibannya sebagai ibu pendidik anak-anak. Majalah Ummi tidak berada di wilayah ekstrim kanan yang menolak segala bentuk partisipasi perempuan di publik dan hanya di rumah saja. Atau juga  tidak juga berada di ekstrim kiri, keluar rumah sebebas-bebasnya. Hal ini yang diungkapkan Septa, pemred Ummi sebagaimana dikutip Hidayatullah.com
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment