24 Mar 2019

Jadikan Allah Sebagai Prioritas, Maka Allah Akan Prioritaskan Urusanmu



Mungkin kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjemput rezeki-Nya. Tapi apa yang kamu dapat? Kamu hanya mendapatkan lelah dan kesempitan rezeki. Mungkin rezeki itu tidak mencukupi kebutuhanmu. Mungkin uang banyak di dompet, tapi pengeluaranmu juga banyak. Mungkin uangmu sedikit, tapi kamu juga masih memiliki banyak kebutuhan yang tidak terealisasikan.

Mungkin kamu sudah berusaha ta’aruf berkali-kali tapi selalu gagal membawanya ke pelaminan. Mungkin kamu sudah berusaha untuk menikah tapi belum juga mendapatkan jodoh untuk mendampingi hidupmu.

Mungkin kamu sudah bertahun-tahun menikah tapi kamu belum juga merasakan kebahagiaan. Alih-alih kebahagiaan yang didapat, justru ketidakharmonisan dengan suami/istri yang menyebabkan rumah tanggamu bagai neraka dunia. Sehingga slogan rumahku surgaku tinggal slogan yang jauh panggang dari api.

Mungkin kamu sudah lama mengangankan bayi yang lahir dari rahimmu/rahim istrimu. Tapi rupanya Allah subhanahu wata'ala belum menghadiahi kita keturunan.

Apa yang harus kamu lakukan?

Lihat dulu bagaimana hubunganmu dengan Allah subhanahu wata'ala. Jika hubunganmu dengan Allah subhanahu wata'ala baik, maka itu ujian dari Allah subhanahu wata'ala.  Tapi jika hubunganmu dengan Allah subhanahu wata'ala buruk, maka boleh jadi semua kesulitan, kesusahan, kesempitan dan keresahan itu datang karena kita jauh dari Allah subhanahu wata'ala.

Boleh jadi kita jarang shalat berjamaah atau selalu menunda-nunda shalat hingga di akhir waktunya, sehingga –bisa jadi- Allah pun mengakhirkan urusan-urusan kita dalam prioritas-Nya.

Maka tak heran jika Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Sesiapa yang mengakhirkan shalatnya, maka Allah akan mengakhirkan urusan-urusannya.”

Boleh jadi kita jarang –atau bahkan tidak pernah- beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala. Karena dengan istighfarlah kita akan ‘memancing’ rahmat dan keberkahan dari Allah subhanahu wata'ala datang kepada kita.

Ada seorang yang mengadu musim paceklik kepada Hasan al-Bashri rahimahullah. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, ‘Istighfarlah engkau kepada Allah.’

Ada lagi yang mengadu bahwa dia miskin, Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mintalah ampun kepada Allah.’

Lain lagi orang yang ketiga, ia berkata, ‘Doakanlah saya agar dikaruniai anak.’ Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mintalah ampunan kepada Allah.’

Kemudian ada juga yang mengadu bahwa kebunnya kering. Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mohonlah ampun kepada Allah.’

Melihat hal itu, Rabii’ bin Subaih bertanya, ‘Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?’

Hasan al-Bashri rahimahullah menjawab, ‘Aku tidak menjawab dari diriku pribadi, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam firman-Nya (yang artinya),

“Maka, Aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah amounan kepada Rabb-mu, -seseunnguhnya dia adalah Maha Pengampun-, niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh [71]: 10-12)

Sahabat, mari kita hisab tentang shalat berjamaah kita, tilawah kita, dan istighfar kita. barangkali ada yang terlupa sehingga kita alpa, barangkali ada yang terlewat sehingga kita tak lagi merasakan nikmat, barangkali ada yang kurang sehingga kita gelisah berkepanjangan.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment