4 Dec 2018

Tak Disangka



Ini adalah liburan yang paling sempurna yang pernah kurasakan. Semilir angin laut mempermainkan beberapa lembar anak rambut yang jatuh di dahi dan di pipiku. Aku berusaha melarikan diri dari kesibukan di kantor konsultan analis dengan mengambil cuti selama sepekan. Dan aku harap itu lebih dari cukup untuk bisa menyegarkan kembali tubuh dan pikiranku.

Aku berusaha menikmati sinar mentari yang jatuh di kulitku dan meninggalkan rasa hangat yang nyaman disertai dengan semilir angin yang membelai. Semua keramaian di sekitarku tidak pernah membuatku terganggu, tapi justru hal itu menyempurnakan nuansa hari liburku. Ini hari pertama aku berjemur di tepi pantai.

Aku menoleh ke arah kiri untuk melihat kerumunan remaja yang tengah bermain bola voly. Tapi tunggu, ada seorang pria -bertubuh atletis dan berparas lumayan tampan- yang menatapku dari sana. Ah, aku pikir hanya perasaanku saja yang merasa ditatap oleh orang asing itu. Aku berusaha melihat sekelilingku, berusaha menemukan seseorang atau benda apa pun yang menjadi objek pengamatan si pria itu. Tapi aku tak menemukan hal apa pun yang bersejajar dengan diriku, selain diriku sendiri. ada sebuah keranjang sampah dan satu meja payung yang tidak berpenghuni. Apakah pria itu tertarik dengan melihat kedua benda itu. Jelas-jelas pria itu menatapku dengan tatapan yang menusuk.

Oh, setidaknya untuk beberapa detik setelahnya aku menyadari bahwa itu bukan hanya sekedar tatapan tajam, tapi juga tatapan penuh hasrat dan menggoda. Lihat, di tangan kanannya terdapat eskrim besar yang dia jilati dengan begitu santai, dan mata itu menatapku. Tidak salah lagi, dia menatapku dengan tatapan jalang seorang pria mata keranjang.

Aku berusaha mengenyahkan pikiran burukku dan sepertinya pria itu hanya menatap sesuatu. Tapi semakin aku mengabaikannya, semakin aku merasa tidak nyaman. Lihatlah, pria itu tidak bisa melepaskan tatapannya. Dia terus menerus menatap mataku.

Aku kembali menatap diriku dari bawah. Apakah ada yang salah dengan pakaianku? Atau pria itu menimbang-nimbang untuk mendekatiku? Butuh berapa belas menit dia menatapku seperti ini.
Aku berharap pria tak tahu diri itu berhenti menatapku. Sementara aku berusaha menyibukan diri dengan iphone yang ada dalam genggamanku. Beberapa detik kemudian aku menangkap dengan ekor mataku bahwa pria itu bergerak dari tempatnya. Nampaknya eksrim yang dia jilati sudah tandas dengan sempurna. Kemudian tangan kanannya menurunkan kacamata hitam yang bertengger di ubun-ubunnya dan meraih sesuatu dari saku belakang celana jeans pendeknya.

Hmm…sebuah tongkat kecil. Tiba-tiba saja aku mengingat tongkat sihir harry potter. Dan sebelum aku sempurna berpikir tentang apa yang akan pria itu lakukan. Aku melihat ‘tongkat pendek itu memanjang. Oh, itu bukan sihir, tapi itu tongkat lipat. Dan, ya Tuhan…aku baru menyadari bahwa pria itu adalah pria buta. dia berkacamata hitam dan mencoba berjalan dengan meraba-raba memakai tongkat tersebut.

Aku menepuk dahiku. Betapa naifnya aku. Jelas laki-laki itu tidak bisa melihat dan dia menatap lurus ke arahku tanpa pernah tahu aku ada di sini. Aku jadi malu sendiri.

Terinspirasi dari video youtube prank orang buta
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment