1 Nov 2018

Ya Allah, Kuatkan Aku


Tuhan jangan kau pindahkan gunung itu
Tapi berilah kami kekuatan untuk mendakinya
Tuhan jangan kau enyahkan lembah itu
Tapi arahkan akku untuk memutarinya
_Kutipan film The Pursuit of Happiness

Dikisahkan bahwa suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba lari. Sebelum pertandingan dimulai, anak kecil itu menundukan kepala dan memanjatkan doa.

Dan ketika pertandingan dimulai, ternyata dia adalah orang yang pertama kali mencapai garis finish dan keluar sebagai juara pertama.

Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya: "Hai jagoan, kakak tadi melihat kamu berdoa sebelum pertandingan. Biar kakak tebak, pasti kamu berdoa supaya kamu bisa menang dalam perlombaan ini kan?”

Anak itu menggeleng. Dia menjawab sembari tersenyum, “Bukan pa, rasanya tidak adil saya berdoa untuk bisa mengalahkan orang lain.”

Si ketua panitia mengerutkan kening tanda keheranan, kemudian dia bertanya, “Terus tadi adik doa apa dong?”

“Aku hanya berdoa supaya tidak menangis kalau aku kalah…”



Marilah kita merenung sejenak perihal doa-doa yang biasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wata'ala. Cobalah kita pikirkan, bukankah selama ini doa-doa kita berkutat antara meminta ini dan itu? Selama ini kita berdoa meminta semua hal yang menyenangkan dan semua hal yang bersifat keduniawian.  Lalu pernahkah kita meminta kepada Allah supaya kita diberi kesabaran, keistiqomahan dan kekuatan?

Hendaknya kita berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apa pun yang terjadi. Kita tidak perlu meminta kepada Allah supaya menghentikan hujan, tapi berdoalah supaya diberi payung untuk melindungi kita dari hujan. Kita tidak perlu meminta kepada Allah supaya berhenti menguji kita dengan cobaan dan penderitaan, tapi kita hendaknya meminta kepada Allah subhanahu wata'ala supaya memberi kita ketabahan dan ketawakalan serta kekuatan iman ketika ujian itu datang menimpa kita.

Pertanyaannya, apakah salah jika kita berdoa supaya diberi ini dan itu? Apakah salah jika kita meminta kepada Allah supaya berhenti memberi kita ujian?  Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbingan dan hikmah-Nya untuk dapat mengerti rencana-Nya , terutama saat kita mengalami kegagalan dan kekalahan?

Seharusnya kita berdoa meminta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Allah sebagai yang terbaik dalam hidup, sekalipun mungkin itu sangat tidak menyenangkan.

Berdoa untuk menang itu biasa, tapi berdoa untuk bisa mengerti kehendak-Nya saat kita kalah itu luar biasa.

Mungkin jika Musa alaihi salam menuruti keinginannya, bisa saja dia berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala supaya tidak membebankan beban dakwah di pundaknya dan pundak saudaranya, Harun alaihi salam. Tapi itu tidak mungkin, maka Musa alaihi salam berdoa,

قَالَ رَبِّ ٱشۡرَحۡ لِي صَدۡرِي ٢٥  وَيَسِّرۡ لِيٓ أَمۡرِي ٢٦ وَٱحۡلُلۡ عُقۡدَةٗ مِّن لِّسَانِي ٢٧  يَفۡقَهُواْ قَوۡلِي ٢٨
“Duhai Robb-ku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lisanku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thoha [20] : 25-28)

Marilah kita memancangkan kekuatan dan ketabahan, kemudian meminta kepada Allah supaya kita diberi kekuatan.
Wallahu a’lam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment