15 Nov 2018

Universitas Kehidupan


Kehidupan itu bagai roda yang berputar, kadang kita harus di atas dan kadang mau tak mau kita harus merasakan posisi dibawah, bersinggungan dengan kerikil tajam dan beceknya jalanan kehidupan.

Kehidupan itu seperti biji tanaman yang terpendam di dalam tanah, dia harus berjuang untuk mengangkat bebatuan dan tanah demi mendapatkan sinar matahari yang hangat. Kita perlu berjuang untuk menghalau semua rintangan.

Dengan semua derita, sedih dan perih itu kita bisa memaknai kehidupan dengan pemaknaan yang sempurna dan tanpa cela. Inilah salah satu hikmah diantara ribuan hikmah dari setiap derita dan musibah. Tidak ada yang sia-sia, hatta duri yang menusuk ujung jari, selalu memberi hikmah yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Jika semua yang kita kehendaki harus kita miliki, maka darimanakah kita akan belajar makna ikhlas?
Jika semua yang kita impikan harus terwujud, darimana kita belajar sabar?

Jika setiap doa yang kita panjatkan harus segera dikabulkan, bagaimana kita belajar berikhtiar?

Seseorang dekat dengan Allah bukan berarti tidak pernah mengalirkan air mata karena kepedihan yang dia derita. Seorang yang taat kepada Allah bukan berarti tidak ada kekurangannya. Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti dia terbebas dari masa-masa sulit. Setiap kita memiliki ujian yang berbeda-beda. Bahkan semakin tebal keimanan itu, maka semakin banyaklah ujian datang sebagai sarana pembuktian kejujuran iman.

Biarlah Allah subhanahu wata'ala yang berdaulat sepenuhnya atas kehidupan kita. Karena Allah subhanahu wata'ala Maha Tahu mana yang tepat dan mana yang terbaik untuk kehidupan kita.

Ketika hasil kerja kita tidak dihargai, maka disitulah kita sedang belajar tentang arti keikhlasan. Ketika usaha kita tidak dianggap penting, maka saat itulah kita sedang belajar makna kesabaran. Ketika hati kita terluka yang teramat dalam, maka saat itulah kita sedang belajar tentang memaafkan. Ketika kita lelah dan merasa kecewa, maka saat itulah kita sedang belajar tentang kesungguhan.

Ketika kita merasa kesepian dan sendiri, maka disaat itulah kita sedang belajar arti ketangguhan. Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kita tanggung, maka saat itulah kita sedang belajar kemurah-hatian.

Saat ini kita sedang menimba ilmu di ‘universitas kehidupan.’ Allah subhanahu wata'ala menaruhmu di tempatmu yang sekarang bukan karena kebetulan. Tapi karena memang rencana Tuhan.

Sementara, orang hebat tidak pernah dihasilkan dengan cara instan, kemudahan, kesenangan dan kenyamanan. Mereka dibentuk dengan kesukaran, tantangan dan terkadang diwarnai oleh derai air mata.

Ya Allah, kuatkanlah kami yang lemah ini untuk istiqomah di jalan-Mu hingga maut menjemput.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment