Kehidupan itu bagai roda yang berputar, kadang kita harus di
atas dan kadang mau tak mau kita harus merasakan posisi dibawah, bersinggungan
dengan kerikil tajam dan beceknya jalanan kehidupan.
Kehidupan itu seperti biji tanaman yang terpendam di dalam
tanah, dia harus berjuang untuk mengangkat bebatuan dan tanah demi mendapatkan
sinar matahari yang hangat. Kita perlu berjuang untuk menghalau semua
rintangan.
Dengan semua derita, sedih dan perih itu kita bisa memaknai
kehidupan dengan pemaknaan yang sempurna dan tanpa cela. Inilah salah satu
hikmah diantara ribuan hikmah dari setiap derita dan musibah. Tidak ada yang
sia-sia, hatta duri yang menusuk ujung jari, selalu memberi hikmah yang tidak
bisa diabaikan begitu saja.
Jika semua yang kita kehendaki harus kita miliki, maka
darimanakah kita akan belajar makna ikhlas?
Jika semua yang kita impikan harus terwujud, darimana kita
belajar sabar?
Jika setiap doa yang kita panjatkan harus segera dikabulkan,
bagaimana kita belajar berikhtiar?
Seseorang dekat dengan Allah bukan berarti tidak pernah
mengalirkan air mata karena kepedihan yang dia derita. Seorang yang taat kepada
Allah bukan berarti tidak ada kekurangannya. Seorang yang tekun berdoa, bukan
berarti dia terbebas dari masa-masa sulit. Setiap kita memiliki ujian yang
berbeda-beda. Bahkan semakin tebal keimanan itu, maka semakin banyaklah ujian
datang sebagai sarana pembuktian kejujuran iman.
Biarlah Allah subhanahu wata'ala yang berdaulat sepenuhnya
atas kehidupan kita. Karena Allah subhanahu wata'ala Maha Tahu mana yang tepat
dan mana yang terbaik untuk kehidupan kita.
Ketika hasil kerja kita tidak dihargai, maka disitulah kita
sedang belajar tentang arti keikhlasan. Ketika usaha kita tidak dianggap
penting, maka saat itulah kita sedang belajar makna kesabaran. Ketika hati kita
terluka yang teramat dalam, maka saat itulah kita sedang belajar tentang
memaafkan. Ketika kita lelah dan merasa kecewa, maka saat itulah kita sedang
belajar tentang kesungguhan.
Ketika kita merasa kesepian dan sendiri, maka disaat itulah
kita sedang belajar arti ketangguhan. Ketika kita harus membayar biaya yang
sebenarnya tidak perlu kita tanggung, maka saat itulah kita sedang belajar
kemurah-hatian.
Saat ini kita sedang menimba ilmu di ‘universitas kehidupan.’
Allah subhanahu wata'ala menaruhmu di tempatmu yang sekarang bukan karena
kebetulan. Tapi karena memang rencana Tuhan.
Sementara, orang hebat tidak pernah dihasilkan dengan cara
instan, kemudahan, kesenangan dan kenyamanan. Mereka dibentuk dengan kesukaran,
tantangan dan terkadang diwarnai oleh derai air mata.
Ya Allah, kuatkanlah kami yang lemah ini untuk istiqomah di
jalan-Mu hingga maut menjemput.
No comments:
Post a Comment