Ada seorang
remaja bertanya kepada kakeknya, “Kakek, apa gunanya aku membaca Al qur’an,
sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al qur’an yang kubaca.”
Lalu si
kakek menjawabnya, “Cobalah ambil sebuah keranjang sampah ini dan bawa ke
sungai, dan bawakan aku sekeranjang air.”
Si anak
mengerutkan keningnya dan bertanya dengan nada heran, “Bagaimana mungkin aku
bisa membawa air dengan keranjang anyaman? Aku sudah menduga tidak akan bisa
membawa air sampai kesini.”
“Cobalah
terlebih dahulu.” Pinta sang kakek.
Anak itu
mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawanya
jatuh habis, sebelum ia sampai di tempat kakeknya duduk tenang menantinya.
“Kakeknya
berteriak di tengah usaha cucunya membawa air, “Kamu harus berusaha lebih
cepat, nak.”
Anak itu
kembali menciduk air dengan keranjang dan berlari denga cepat, tapi lagi-lagi
keranjang itu kembali kosong sebelum sampai ke tempat dimana kakeknya duduk
menanti.
Dia berkata
kepada kakeknya, “Tidak mungkin aku bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin
menggantinya dengan ember.”
Tapi si
kakek meminta cucunya untuk berusaha sekali lagi. Lagi-lagi anak remaja itu
gagal. Dia menyerah. “Kakek…ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan
habis di jalan sebelum sampai kesini.”
Kakek
menjawab,“Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan
perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu.”
Anak itu
memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjang yang tadinya
kotor berubah menjadi bersih. Mengkilap luar dan dalam.
“Cucuku, apa
yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama
sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah, luar
dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu!"
Nah, dari
kisah analogi ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada yang sia-sia
ketika kita membaca al-quran. Terlepas kita memahami atau tidak memahami apa
yang kita baca. Dengan membaca al-quran, kita telah mengundang keberkahan,
kedamaian dan ketenangan ke dalam jiwa kita. oleh karena itu, tidak ada alasan
untuk mengabaikan al-quran. Karena semakin sering kita berinteraksi dengan
al-quran, maka kebahagiaan dan ketentraman kita dapatkan.
NB: tulisan
ini bukan berarti menjadi alasan untuk malas mentadaburi dan memahami al-quran.
Kesempurnaan akan kita dapatkan ketika kita membaca sekaligus memahami dan
mentadaburi. Karena dengan tujuan itulah al-quran diturunkan. Bukan sekedar
dibaca, tapi dipahami dan diamalkan.
Mari kita renungkan perkataan Imam Ibnu Taimiyah berikut,
Ibnu Taimiyah mengatakan “Barang Siapa yang tidak membaca al-quran maka dia telah menjauhi Quran, dan barangsiapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka ia telah menjauhi Quran dan barangsiapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkannya maka dia telah menjauhi Quran pula.”
Mari kita renungkan perkataan Imam Ibnu Taimiyah berikut,
Ibnu Taimiyah mengatakan “Barang Siapa yang tidak membaca al-quran maka dia telah menjauhi Quran, dan barangsiapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka ia telah menjauhi Quran dan barangsiapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkannya maka dia telah menjauhi Quran pula.”
‘Ya Allah rahmatilah hidup kami dengan
Alqur'an, dan jadikanlah Alqur'an itu imam, cahaya, hidayah dan rahmat untuk
kami dan keluarga kami..Aamiin”
Jika
bermanfaat, Sebarkan! Jangan biarkan artikel ini berhenti di kamu. Iya kamu…
No comments:
Post a Comment