29 Nov 2018

Filosofi Jodoh Dan Bis



Jodoh dan cinta itu sama persis seperti kita menunggu sebuah bis di sebuah halte atau di pinggir jalan raya. Ketika sebuah bis datang, kita ingin menaikinya tapi dalam hati kita menggerutu dan merasa tidak puas dengan bis tersebut, “Bis ini terlalu penuh, sumpek dan aku yakin aku tidak akan mendapatkan tempat duduk di dalamnya.”
Bis itu berhenti tapi kita tetap bergeming. Menggelengkan kepala dan mengibaskan tangan memberi isyarat bahwa kita tidak berniat menaikinya. Sementara kita yakin bahwa bis berikutnya akan segera tiba dan kita berharap bis berikutnya tidak sesumpek bis yang pertama.

Tentu saja bis kedua akan datang karena kamu tahu itu akan terjadi. Tapi ternyata bis ini tidak sesuai apa yang kamu harapkan. Kamu bilang, “wah, bisnya kurang asyik nih. Tunggu bis yang ketiga aja.”
Dan bis itu pun berlalu meninggalkanmu yang masih berharap bis selanjutnya akan segera datang. dan ternyata benar, bis selanjutnya datang dan kali ini kamu berminat untuk menaikinya. Tapi sang kondektur tidak melihat lambaian tanganmu. Bis itu lewat begitu saja, tidak mempedulikan lambaian tanganmu yang terus menerus kamu kibaskan dan teriakanmu untuk berhenti. Kamu menggerutu di pinggir jalan karena bis itu tidak berhenti.  

Tak berapa lama kemudian bis keempat datang dan berhenti tepat di depan kamu. Bis itu masih agak kosong, cukup bagus. Tapi kamu masih kurang puas karena kamu tahu bi situ tidak memiliki AC. Kamu membayangkan akan merasa kepanasan dan gerah sepanjang perjalanan nanti. Maka kamu menggeleng dan membiarkan bis itu berlalu.

Saat itu kamu berpikir bahwa kamu masih memiliki banyak waktu. Kamu berpikir kamu tidak akan terlambat datang ke tempat tujuan karena waktu masih begitu lapang. Akan tetapi kamu mulai menyadari bahwa bis yang keempat itu adalah bis terakhir yang lewat di jalan tersebut sekaligus bis terakhir yang akan membawa penumpang ke tempat tujuan.

Kamu sadar bahwa waktu terus berlalu dan kamu bisa terlambat datang ke tempat yang dituju. Ditengah kegalauan itu tiba-tiba bis kelima datang. tanpa pikir panjang, kamu langsung melompat ke dalam. Dan beberapa jam kemudian kamu baru tersadar bahwa kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan menuju tempat yang kamu tuju. Dan kamu sadar bahwa kamu telah menyia-nyiakan waktu sekian lama.

Seringkali seseorang menunggu orang yang benar-benar ideal untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi kriteria yang kita inginkan. Dan kita pun sekali-kali tidak akan pernah menjadi seorang yang 100% seperti yang dia inginkan.

Maka, sebelum usia merambat menuju waktu senja, pikirkanlah untuk menikah dan jangan pernah mempersulitnya dengan syarat-syarat konyol yang akan membuatmu semakin jauh dan semakin menyesal dari tujuan yang paling kamu inginkan; sebuah keluarga yang bahagia.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment