Apa yang pertama kali terpikirkan oleh kita ketika kita mendengar
telepon bordering di tengah malam? Pasti kita bertanya-tanya pasti ada sesuatu
yang penting dan mendesak sampai-sampai seseorang berani menelpon kita ketika
kita tengah terlelap terbuai mimpi.
Kita juga bertanya-tanya, siapa yang menelpon di tengah
malam? Suara deringan itu mampu membangunkan kita karena suasana yang sunyi.
Sehingga tidak ada suara apa pun yang terdengar selain deringan telpon.
Deringan yang datang dengan seribu dugaan dan rasa was-was yang menguasai hati
kita.
Siapa yang menelepon? Kabar darurat apa yang hendak
disampaikan? Apakah memang harus tengah malam begitu? Apa tidak bisa ditunda
hingga besok pagi?
Dan ketika kita mengangkat telepon, bisa saja ada kabar yang
tidak bisa ditunda. Misal tetangga kita meninggal dunia, atau kerabat dan
anggota keluarga kecelakaan dan kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya.
Apa yang diungkapkan barusan hanyalah sebuah permisalan.
Sekarang marilah kita merenung. Cobalah kita pikirkan bahwa setiap hari kita
pun mendengar banyak panggilan siang dan malam. Panggilan apa itu? Panggilan
apa lagi jika bukan panggilan dari Allah subhanahu wata'ala untuk bersujud
kepada-Nya. Tetapi diantara semua itu, ada satu panggilan yang datangnya pada
pertengahan hingga sepertiga malam.
Siapa yang pertama kali terpikir oleh kita jika Alloh
memanggil pada tengah malam? Pasti terbayang sesuatu yang penting dan mendesak!
Panggilan itu seharusnya terasa sangat nyaring saat suasana
di dalam rumah benar-benar sunyi. Mengapa Alloh harus memanggil kita? Kabar darurat apa yang hendak disampaikan?
Apakah memang harus tengah malam begitu? Apa tidak bisa ditunda hingga besok
pagi?
Tidak salah lagi, Alloh memanggil kita memang untuk sesuatu
yang sangat penting kita raih. Rahmat-Nya, ampunan-Nya, dan jawaban-Nya atas
doa-doa kita. Bukankah semua ini adalah hal yang paling mendesak dalam
kehidupan kita? Bukankah kita butuh rahmat Allah subhanahu wata'ala melebihi
apa pun yang kita punya? Bukankah kita menginginkan ampunan Allah subhanahu
wata'ala melebihi laba bisnis atau menang tender yang kita harapkan? Bukankah
kita menginginkan jawaban dari doa-doa kita melebihi keinginan kita untuk
bekerja di perusahaan bonafide?
Nanti saat kita mendengar panggilan Alloh di pertengahan
malam, jawablah panggilan tersebut! Pasti ada sesuatu yang genting yang memang
tak bisa ditunda lagi untuk kita! Itulah panggilan tahajud. Panggilan shalat
malam. Panggilan yang memanggil kita untuk bersujud kepada Allah. Memanjatkan
doa, mengharapkan ampunan dan rahmat dari-Nya.
Bahkan Allah subhanahu wata'ala mengingatkan kita di dalam
quran surat al-Muzammil ayat 1 dan ayat 2,
ÙŠَا
Ø£َÙŠُّÙ‡َا الْÙ…ُزَّÙ…ِّÙ„ Ù‚ُÙ…ِ اللَّÙŠْÙ„َ Ø¥ِÙ„َّا Ù‚َÙ„ِيلًا
"Hai orang yang berselimut! Bangunlah untuk shalat di
malam hari, kecuali sedikit daripadanya!"
Akhir kalam, semoga kita bisa terus istiqomah beribadah dengan
penuh keikhlasan berharap ridho Alloh.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment