Berapa banyak orang yang tidak percaya akan eksistensi Tuhan
atau atheis. Dan berapa banyak pula dari manusia yang setengah percaya setengah
tidak alias ragu-ragu terhadap kekuasaan tuhan. Di sisi lain, ada orang yang
percaya Tuhan, tapi dia menganggap dirinya tidak akan terikat oleh aturan agama
atau biasa dikenal orang agnostis. Dia menganggap agama tidak penting dalam
hidupnya. Maka mereka semua sama saja pada akhirnya, mati dalam kesia-siaan
karena tidak menggenggam iman
Marilah kita simak sebuah kisah inspiratif tentang orang
Atheis yang tidak sadar mengakui eksistensi Tuhan.
Dikisahkan sebuah pesawat tujuan London baru saja take off
dari sebuah bandara di Jerman.
Tak berapa lama ada pengumuman dari kapten pilot melalui
pengeras suara.
“Para penumpang sekalian, saya adalah kapten pilot Anda.
Selamat datang di penerbangan Heathrow menuju London. Temperatur di luar adalah
25 derajat dan kami berharap penerbangan hari ini akan berjalan lancar.Beberapa
saat lagi, pramugari akan melintasi kabin untuk menawarkan minuman panas dan
dingin kepada Anda.Terimakasih telah memilih terbang bersama kami hari ini.
Kami harap anda menikmati penerbangan ini.”
Seorang muslim yang kebetulan duduk di samping seorang atheis
tak lupa berdoa dengan menengadahkan tangannya. Melihat hal itu, si atheis
tertawa terbahak-bahak.
“Ada apa?” tanya si muslim.
“Apa yang anda lakukan barusan?” tanya si atheis.
Maka si muslim menjawab, “Aku barusaja berdoa kepada Tuhan.”
Si atheis kembali tertawa dan berkata, “Tuhan? Aku tidak
percaya Tuhan.”
Setelah setengah jam penerbangan, tiba-tiba pesawat yang
mereka tumpangi mengalami guncangan yang sangat keras sehingga membuat apa yang
di dalam pesawat itu terguncang. Bahkan tas yang disimpan di atas kepala mereka
berjatuhan.
Terdengar peringatan dari kapten pilot untuk mengencangkan
sabuk pengaman.
Di saat itulah tiba-tiba si atheis berteriak-teriak dan
histeris, "Oh God! Oh Tuhan! Tolonglah Aku!"
Dan beberapa menit kemudian pesawat kembali tenang. Rupanya pesawat
barusaja mengalami turbulensi yang hebat.
Si muslim hanya tersenyum dan berkata kepada si atheis, “Aku
tadi mendengarmu menyebut nama Tuhan.”
Si atheis tanpak malu dan tidak bisa berkata apa-apa.
Kemudian ada kisah tentang tentara atheis Uni soviet yang
bertempur melawan para mujahidin di pegunungan hindus Afghanistan. Di beberapa
pertempuran banyak tentara uni-soviet yang mati dan sebagiannya memilih mundur.
Apa alasan mereka? Mereka mengatakan bahwa mereka merasa
tidak sanggup mengalahkan militansi pejuang Afghan. Mereka punya sandaran
kepada Tuhan, sementara kami tidak percaya tuhan, begitulah kata mereka.
Percaya kepada Sang Pencipta adalah tuntutan fitrah kita
sebagai makhluk Allah subhanahu wata'ala. Hati nurani terdalam orang atheis pun
akan mengakui eksistensi sang pencipta. Hanya saja hal itu tertutupi oleh
kesombongan dan berbagai informasi yang salah yang menguasai pikiran mereka.
Tidak peduli orang tidak beragama atau orang beragama yang
tidak taat, selalu ada panggilan untuk kembali kepada Sang Pencipta di hatinya
yang terdalam.
Begitu juga dengan kita, ketika kita semakin dekat dengan
Allah subhanahu wata'ala sebagai pencipta, maka hati kita tentram karena kita
punya sandaran. Ketika kita melakukan maksiat, maka hati kita terasa gersang
dan ingin segera kembali.
Jangan sampai kita termasuk orang yang digambarkan oleh Allah
subhanahu wata'ala di dalam quran surat Luqman ayat 32 yang artinya,
Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung,
mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepadanya. Namun ketika Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh
jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat kami hanyalah pengkhianat
yang tidak berterimakasih.
Cerita ini ada di youtube dengan judul Atheis Vs Muslim on Plane
No comments:
Post a Comment