11 Oct 2018

Kisah Seorang Atheis di Dalam Pesawat



Berapa banyak orang yang tidak percaya akan eksistensi Tuhan atau atheis. Dan berapa banyak pula dari manusia yang setengah percaya setengah tidak alias ragu-ragu terhadap kekuasaan tuhan. Di sisi lain, ada orang yang percaya Tuhan, tapi dia menganggap dirinya tidak akan terikat oleh aturan agama atau biasa dikenal orang agnostis. Dia menganggap agama tidak penting dalam hidupnya. Maka mereka semua sama saja pada akhirnya, mati dalam kesia-siaan karena tidak menggenggam iman

Marilah kita simak sebuah kisah inspiratif tentang orang Atheis yang tidak sadar mengakui eksistensi Tuhan.

Dikisahkan sebuah pesawat tujuan London baru saja take off dari sebuah bandara di Jerman.

Tak berapa lama ada pengumuman dari kapten pilot melalui pengeras suara.

“Para penumpang sekalian, saya adalah kapten pilot Anda. Selamat datang di penerbangan Heathrow menuju London. Temperatur di luar adalah 25 derajat dan kami berharap penerbangan hari ini akan berjalan lancar.Beberapa saat lagi, pramugari akan melintasi kabin untuk menawarkan minuman panas dan dingin kepada Anda.Terimakasih telah memilih terbang bersama kami hari ini. Kami harap anda menikmati penerbangan ini.”

Seorang muslim yang kebetulan duduk di samping seorang atheis tak lupa berdoa dengan menengadahkan tangannya. Melihat hal itu, si atheis tertawa terbahak-bahak.

“Ada apa?” tanya si muslim.

“Apa yang anda lakukan barusan?” tanya si atheis.

Maka si muslim menjawab, “Aku barusaja berdoa kepada Tuhan.”

Si atheis kembali tertawa dan berkata, “Tuhan? Aku tidak percaya Tuhan.”

Setelah setengah jam penerbangan, tiba-tiba pesawat yang mereka tumpangi mengalami guncangan yang sangat keras sehingga membuat apa yang di dalam pesawat itu terguncang. Bahkan tas yang disimpan di atas kepala mereka berjatuhan.

Terdengar peringatan dari kapten pilot untuk mengencangkan sabuk pengaman.

Di saat itulah tiba-tiba si atheis berteriak-teriak dan histeris, "Oh God! Oh Tuhan! Tolonglah Aku!"
Dan beberapa menit kemudian pesawat kembali tenang. Rupanya pesawat barusaja mengalami turbulensi yang hebat.

Si muslim hanya tersenyum dan berkata kepada si atheis, “Aku tadi mendengarmu menyebut nama Tuhan.”

Si atheis tanpak malu dan tidak bisa berkata apa-apa.

Kemudian ada kisah tentang tentara atheis Uni soviet yang bertempur melawan para mujahidin di pegunungan hindus Afghanistan. Di beberapa pertempuran banyak tentara uni-soviet yang mati dan sebagiannya memilih mundur.

Apa alasan mereka? Mereka mengatakan bahwa mereka merasa tidak sanggup mengalahkan militansi pejuang Afghan. Mereka punya sandaran kepada Tuhan, sementara kami tidak percaya tuhan, begitulah kata mereka.

Percaya kepada Sang Pencipta adalah tuntutan fitrah kita sebagai makhluk Allah subhanahu wata'ala. Hati nurani terdalam orang atheis pun akan mengakui eksistensi sang pencipta. Hanya saja hal itu tertutupi oleh kesombongan dan berbagai informasi yang salah yang menguasai pikiran mereka.

Tidak peduli orang tidak beragama atau orang beragama yang tidak taat, selalu ada panggilan untuk kembali kepada Sang Pencipta di hatinya yang terdalam.

Begitu juga dengan kita, ketika kita semakin dekat dengan Allah subhanahu wata'ala sebagai pencipta, maka hati kita tentram karena kita punya sandaran. Ketika kita melakukan maksiat, maka hati kita terasa gersang dan ingin segera kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang digambarkan oleh Allah subhanahu wata'ala di dalam quran surat Luqman ayat 32 yang artinya,

Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepadanya. Namun ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat kami hanyalah pengkhianat yang tidak berterimakasih.

Cerita ini ada di youtube dengan judul Atheis Vs Muslim on Plane
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment