Hijrah dari jalan keburukan menuju jalan kebaikan memang
tidak semudah membalikan telapak tangan. Dengan hijrah diperlukan kesabaran,
kekuatan tekad dan resiko kehilangan.
Jika dengan hijrah kita, kita kehilangan teman-teman yang
selama ini dekat dengan kita, maka mereka adalah teman-teman yang memang harus
tereliminasi, tersingkirkan dari daftar teman-teman yang baik.
Maka, relakanlah mereka pergi, karena mungkin perbedaan kita
mengharuskan kita untuk berpisah dengan mereka. Yakinlah bahwa Allah subhanahu
wata'ala akan gantikan dengan kehadiran teman-teman yang lebih baik.
Jika dengan hijrah kita kita akan kehilangan pekerjaan, maka
pekerjaan tersebut memang tidak baik untuk dunia dan akhirat kita.
Ikhlaskanlah. Dan Allah subhanahu wata'ala akan menggantinya dengan pekerjaan
yang lebih berkah dan halal.
Ingatlah bahwa ketika kita meninggalkan sesuatu karena Allah,
maka Allah subhanahu wata'ala akan mengganti sesuatu itu dengan hal yang lebih baik
dan lebih mahal nilainya. Allah subhanahu wata'ala tidak akan membuat kita rugi
dengan hijrah kita.
Jika dengan hijrah kita, kita dighibah bahkan diolok-olok dan
difitnah, maka yakinlah bahwa saat itulah dosa-dosa kita sedang berguguran, dan
kesabaran kita telah diasah sehingga semakin tajam. Bahkan pahala kita selalu
bertambah. Ingatlah, setiap kesabaran dibalas dengan pahala yang tak berbatas.
Setiap derita yang kita terima akan menggugurkan dosa-dosa kita. Maka besyukurlah
meski pahit kita rasa.
Jika dengan hijrah kita tidak terlihat semakin menarik, maka
saat itulah kencantikan atau ketampanan kita sedang dijaga dan begitu mahal
untuk diumbar.
Oleh karena itulah, bertahan dan bersabarlah. Sabar di dunia
hanyalah sementara, sedangkan sabar di neraka tidak ada artinya. Sabar didunia
berbuah pahala, dan tidak selamanya kita menuai derita. Tapi di neraka,
penderitaan selalu abadi dan tak mengenal jeda.
Hijrah butuh pengorbanan karena balasannya adalah surga.
Surga tidaklah murah. Mendapatkan surga tidaklah semudah memebalikan telapak
tangan.
Bukankah anak panah harus ditarik dulu jauh ke belakang agar
bisa melesat jauh lebih cepat dan tepat sasaran? Bukankah bola bekel perlu
dibanting keras ke bawah dulu agar memantul lebih tinggi? Bukankah sang atlit
lompat jauh harus mengambil banyak langkah mundur agar bisa melompat lebih
jauh? Ya, semua memang perlu pengorbanan untuk meraih kesuksesan abadi.
Neraka itu pahit, tapi jalan untuk menujunya sangat manis.
Maka tak heran jika banyak orang yang tertipu. Manis tapi beracun. Itulah dosa
dan kemaksiatan.
Surga itu manis, tapi jalan untuk menujunya sangat pahit.
Maka bersabarlah. Karena memang ketika kita meminum obat, lidah kita akan
berusaha menolak rasa pahitnya. Tapi akal kita berbicara, bahwa dengan obat
itulah penyakit akan lenyap. Dengan obat itulah kita akan sehat.
Marilah kita tutup pertemuan kita dengan sebuah penggalan
ayat yang menginspirasi,
ÙˆَٱصۡبِرُÙˆٓاْۚ Ø¥ِÙ†َّ ٱللَّÙ‡َ
Ù…َعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦
"Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala
bersama orang-orang yang sabar. (Quran surat al-Anfal ayat 46)
Semoga menginspirasi
No comments:
Post a Comment