11 Oct 2018

Hanyut Dalam Angan



Dikisahkan ada seorang lelaki penjual susu yang bermimpi ingin memperbaiki kehidupannya yang melarat dengan menjual susu.

Seperti biasanya, lelaki pemerah susu itu berangkat ke pasar untuk menjual susu hasil perahan sapinya. Lelaki itu membawa beberapa botol berisi susu yang akan ia jual sesampainya di pasar nanti. Di tengah perjalanan, ia berangan - angan tentang apa yang akan ia perbuat dengan uang hasil jualan susunya itu.

"Dengan uang hasil penjualan susu nanti, aku akan membeli seratus ekor anak ayam yang akan aku pelihara di halaman belakang rumahku. Aku akan memelihara mereka sampai mereka besar, dan setelah itu aku akan menjualnya dengan harga yang mahal" gumam si lelaki sambil membayangkan lembaran uang hasil penjualan ayamnya kelak.

Sambil terus berjalan, ia melanjutkan angan-angannya, "Kemudian aku akan membeli 2 ekor anak kambing, dan akan kugembalakan di padang rumput di balik bukit belakang gubuk. Dan ketika mereka besar, aku bisa mengambil susunya untuk aku jual kembali, dan setelah itu aku akan menjualnya dengan harga yang lebih mahal lagi. Nah, setelah itu, aku akan mendapatkan uang banyak dan akan kubelikan sapi. Sehingga aku bisa menjual susu lebih banyak lagi dan tentunya aku akan mendapatkan uang yang lebih banyak pula!"gumamnya dalam hati sembari membayangkan produksi susunya yang semakin banyak. Dia juga membayangkan kambing dan sapinya yang melimpah memenuhi bukit di belakang gubuknya.

Lelaki itu amat kegirangan dengan angan-angannya itu. Ia melompat-lompat sembari membayangkan betapa banyak uang yang akan didapatkan nantinya. Karena saking gembiranya, ia lupa bahwa ia tengah melewati sebuah jembatan, dan jembatan itu masih licin karena hujan tadi malam. Ia pun terpeleset jatuh. Malang nian nasibnya, bejana susu yang dia pikul ikut jatuh, tumpah ke sungai yang mengalir deras.

Lelaki itu pun terduduk sambil menangis, semua angan-angannya seakan ikut hanyut ke sungai bersama air susu yang tumpah dan larut bersama air sungai yang keruh.

Cerita tersebut adalah tamsil dari orang-orang yang terlena dengan angan-angan dan impiannya. Alih-alih melakukan kerja keras untuk menggapai cita-citanya, dia sibuk berangan-angan tanpa aksi. Istilahnya No action talk only.

Memiliki harapan, atau mimpi atau cita-cita itu boleh saja, bahkan harus untuk menegaskan planning kita di masa depan. Memiliki misi dan harapan juga bisa membuat kita termotivasi. Akan tetapi kita harus hati-hati dalam melangkah dan bertingkah laku agar tidak terpeleset  dan jatuh sebagaimana tokoh si lelaki dalam kisah tamsil tadi. Sehingga pada akhirnya semua harapan itu sirna.

Ada orang yang sibuk berangan-angan tapi tidak mempedulikan kerja dan perencanaan. Betapa banyak orang yang sibuk dengan angan-angan, dia bekerja, tapi bekerja dengan jalan dan cara yang haram sehingga dia jatuh. Dia hanya memikirkan bagaimana saya memperolehnya, tanpa berpikir cara memperolehnya. Padahal, apalah arti sukses kalau didapat dengan jalan yang tidak benar.

Mari kita bermimpi, dan berusahalah untuk mendapatkannya dengan kerja keras, kerja yang benar dan kerja yang diridoi dan diberkahi oleh Allah subhanahu wata'ala. Insya Allah, Allah akan membuka jalannya.

Wallahu a’lam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment