Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kisah pembangkangan
Iblis terhadap perintah Allah subhanahu wata'ala. Allah perintahkan makhluk
durjana itu untuk bersujud kepada Adam, tapi dia tidak sudi melakukannya. Iblis
laknatulah salah dalam memandang. Harusnya dia memandang Siapa yang Memberinya
Perintah, bukan memandang apa yang diperintahkan.
Dia memandang Adam, bukan memandang Allah subhanahu wata'ala
yang memintanya sujud kepada Adam. Akhirnya, Iblis pun berkata dengan lancang,
“Aku lebih baik darinya, engkau ciptakan dia dari tanah, Sementara Engkau
ciptakan aku dari api.”
Pada akhirnya, Allah subhanahu wata'ala pun murka dan
mengusir Iblis dari surga.
Sebagaimana kita tahu pula, bahwa Iblis pun memohon kepada
Allah subhanahu wata'ala supaya dipanjangkan usia hingga hari kiamat tiba.
Marilah kita sudahi kisah sampai di sini dan marilah kita
merenung bersama. Bayangkan, iblis yang baru saja membantah Allah subhanahu
wata'ala, Iblis yang baru saja sombong di hadapan Allah subhanahu wata'ala,
dengan protes lancangnya yang mengerikan sehingga membuatnya terusir. Tapi
tiba-tiba, dia berdoa, dia memohon dan meminta kepada Allah subhanahu wata'ala
supaya dia dipanjangkan usia hingga hari kiamat tiba. Dan apa keinginannya
sehingga meminta usianya dipanjangkan? Dia ingin puas menggoda dan
menjerumuskan anak adam ke dalam neraka untuk menemaninya. Permohonan yang
sangat buruk. Tapi Allah subhanahu wata'ala mengabulkannya, sehingga Iblis pun
masih eksis hingga sekarang, mengatur anak buahnya untuk menggoda kita.
Itulah iblis. Sementara kita, pernahkah kita putus asa ketika
berdoa kepada Allah? Pernahkah kita minder ketika berdoa dan menganggap doa
kita tidak terkabul? Padahal kita makhluk Allah subhanahu wata'ala yang
bertauhid, dan selalu memelihara perintah-perintah-Nya.
Seorang ulama salaf bernama Ibnu ‘Uyainah berkata: “
Janganlah kalian berhenti berdoa tatkala
merasa berdosa sebab Allah telah mengabulkan
doa hamba-Nya yang paling jahat sekali pun, yaitu Iblis tatkala berdoa di dalam
quran surat al-A’raf ayat 14, “Ya Allah
beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan.”
Kalaupun iblis saja dikabulkan, apalagi kita yang masih punya
kesempatan untuk menghindari ngerinya siksa neraka.
Betapa sering kita melupakan berdoa kepada Allah subhanahu
wata'ala seakan-akan kita tidak butuh pertolongan Allah subhanahu wata'ala.
Atau jika pun berdoa, betapa sering kita tidak memanjatkannya dengan khusyu’
dan hanya menganggapnya rutinitas yang kering makna. Bahkan berdoa tapi tidak
tahu maknanya. Seakan-akan doa hanya boleh dengan bahasa arab.
Atau, jika khuysu dan sungguh-sungguh berdoa, seberapa sering
kita tergesa-gesa sehingga menuduh Allah subhanahu wata'ala tidak mengambulkan
doa kita dan pada akhirnya kita putus asa. Tidak mau lagi berdoa.
Naudzubillah. Jangan sampai kita seperti itu.
Ingatlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam yang artinya,
“Allah subhanahu wata'ala
malu pada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya dikembalikan dalam
keadaan kosong dan tidak mendapat apa-apa.”
(Sunan Abu Daud)
Mulai sekarang marilah kita selalu memanjatkan doa. Selalu
mengharap kebaikan dari Allah subhanahu wata'ala dan tak pernah sekalipun
berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wata'ala. Iblis pun meminta permohonan
untuk keburukan, lalu kenapa kita tidak meminta permohonan untuk kebaikan. Dan
Allah subhanahu wata'ala pasti Maha Tahu yang terbaik untuk kita.
Semoga menginspirasi
No comments:
Post a Comment