4 Oct 2018

5 Tanda Keikhlasan


Orang yang benar-benar ikhlas selalu sibuk memikirkan bagaimana memperbaiki diri dan berhenti melakukan dosa. Orang yang jujur dengan keikhlasan hanya melihat kebaikan dalam diri orang lain dan selalu memberikan nasihat yang baik bila melihat kesalahan pada orang lain.

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Al-Quran 39: 2)

Ikhlas adalah amalan hati yang tersembunyi. Tidak ada yang tahu keikhlasan seseorang selain Allah subhanahu wata'ala yang mampu Melihat ke dalam hati. Keikhlasan timbul ketika melakukan suatu perbuatan baik hanya karena Allah, mencari ridho dan pahala-Nya serta tidak mengharapkan pujian dari makhluk-Nya.

Imam Syafi'i berkata:

Semua manusia mati kecuali mereka yang memiliki pengetahuan. Semua orang yang memiliki pengetahuan tertidur kecuali mereka yang melakukan amal kebaikan, dan mereka yang melakukan perbuatan baik ditipu, kecuali mereka yang tulus, dan mereka yang tulus selalu dalam keadaan khawatir amalnya tidak diterima.

Riya (pamer) adalah satu indikasi utama tidak ikhlasnya seseorang dalam berbuat kebaikan. Riya termasuk syirik kecil yang mampu menghapus pahala amal kebaikan sehingga membuatnya sia-sia. Kelak, Allah berkata kepada mereka yang suka pamer, “Pergilah kepada mereka yang kamu mengharapkan pujiannya di dunia, kemudian lihatlah, apakah kamu mendapatkan pahala kebaikanmu dari mereka?’ [Hadits Riwayat Imam Ahmad]

Ada beberapa tanda yang bisa dikenali ketika kita beramal tanpa ada ruh keikhlasan di dalamnya.

Seorang yang ikhlas tidak peduli dalam keramaian atau kesendirian, dia selalu beribadah. Bahkan ibadahnya lebih giat dikala sendiri. dia selalu berusaha menyembunyikan amal kebaikannya dari khalayak.

Bahkan seorang hamba yang menyembunyikan amalnya termasuk diantara mereka yang akan mendapatkan naungan Allah subhanahu wata'ala di hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya.

Sampai-sampai ada kisah yang menyatakan bahwa seorang ulama membasahi bibir mereka yang kering ketika berpuasa supaya orang tidak melihatnya sedang berpuasa sunnah. Ada juga seorang ulama yang pura-pura sakit flu untuk menyembunyikan sisa tangisannya ketika shalat malam.

Seorang yang ikhlas tidak peduli dengan pujian dari orang-orang. Justru dia merasa takut dengan pujian dari orang-orang. Ia takut tergelincir dengan pujian yang melambungkan kebanyakan orang. Dia takut terjerumus kedalam kesombongan. Dia takut motivasinya dalam beramal terbelokan.

Oleh karenanya, Rasulullah mengajarkan doa yang indah ketika mendapatkan pujian dari orang lain,

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] ( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Seorang yang tulus akan dengan senang hati mendengarkan dan menerima nasihat. Ia tidak akan pernah mengabaikan saran dan tidak peduli dari siapa saran itu datangnya. Mereka mengambil setiap kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. mereka mempunyai prinsip; jangan lihat siapa yang mengatakan, tapi lihat apa yang dia katakan.


Seorang yang ikhlas tidak akan pernah meminta tambuk kepemimpinan. Disaat orang lain berebut kursi panas kepemimpinan, justru orang yang ikhlas akan berusaha menghindarinya. Tapi tidak menutup kemungkinan seorang yang ikhlas justru melihat banyaknya kerusakan sehingga dia berusaha mengubahnya dengan berusaha menjadi pemimpin yang baik dan mengubah keburukan dengan memohon pertolongan Allah subhanahu wata'ala.
Seorang yang ikhlas akan selalu melihat kelemahannya dibanding bangga dengan kelebihannya. Dia juga melihat kelebihan dalam diri orang lain dan selalu berhusnudzon terhadap orang lain. Bahkan dia menganggap dirinya hina.

Sebagian salaf berkata, “Aku lebih menyukai tangisan dipagi hari karena dosa di malam hari, dibanding rasa bangga di pagi hari karena shalat sepanjang malam.”

Imam Syafii pernah berkata, "Jika seseorang bijak, perhatiannya atas dosa-dosanya sendiri akan mengalihkan perhatiannya dari melihat kesalahan orang lain"

Hanya Allah yang menguasai hati kita dan hanya Allah yang tahu rahasia di setiap hati kita. Semoga Allah selalu memberi kita taufik untuk selalu ikhlas dalam beribadah dan memurnikan hati-hati kita.

Aboutislam.net
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment