7 Sept 2018

[Kisah Menggugah] Doa Ibunda Sang Imam



Siapa diantara kita yang tidak mengenal syaikh Abdurrahman as-Sudais. Beliau adalah imam Masjidil haram sekaligus  Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Suaranya terkenal merdu dan membuat jiwa kita bergetar karena kesyahduannya. Suaranya banyak didengarkan di kaset-kaset dan didengarkan oleh ribuan bahkan mungkin jutaan penghafal quran.

Siapa sangka, dibalik kisahnya sebagai seorang Imam besar, Syaikh Abdurrahman Sudais menyimpan cerita yang bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Terutama untuk para orang tua yang mengharapkan keshalihan dan masa depan yang baik untuk anak-anaknya.

Disebutkan bahwa  masa kecil Syaikh Sudais dihabiskan di Riyadh, tempat kelahirannya. Pada usia kanak-kanak, ibunya sering mengatakan padanya, “Abdurrahman, hafalkanlah al-quran. Insya Allah kelak engkau menjadi imam Masjidil Haram.”

Ternyata, semua itu bukan hanya karena usaha sang Abdurrahman Sudais, tapi juga didorong oleh harapan, keinginan dan doa ibunya tercinta.

Sebagaimana kita tahu bahwa anak-anak akan bersemangat ketika mendapat pujian dan dorongan orang tua. Begitu juda dengan Abdurrahman Sudais kecil. Dia bersemangat menghafal quran karena harapan ibunya.

Akan tetapi, ada kejadian unik di masa kecil sang Imam. Abdurrahman kecil pernah melakukan hal yang konyol sebagaimana anak-anak di masanya. Dia pernah melakukan tindakan yang membuat jengkel orang tua.

Suatu hari, ibunya sedang menyiapkan makanan untuk tamu yang akan datang ke rumah mereka. Saat itu as-Sudais kecil sedang bermain pasir di luar rumah.

Tidak lama kemudian, Abdurrahman as-sudais pun masuk ke dalam rumah sambil menggengam pasir di tangannya dan naluri jahilnya muncul. Beliau taburkan pasir di atas makanan.

Tak berapa lama sang ibu datang. Betapa terkejutnya dia ketika melihat makanan itu bertabur pasir. Ibu sudais kecil marah dan berteriak kepada anaknya, “Abdurrahman!! Awas kamu! Jika sudah besar kamu akan menjadi Imam Masjidil Haram!”

Mungkin marahnya ibu Sudais kecil terdengar aneh di telinga kita. Tapi begitulah, marah tidak lantas membuatnya mengeluarkan cacian dan doa yang buruk. Kata-kata sang ibunda kelak menjadi kenyataan. Dan sudais kecil benar-benar menjadi penghafal al-quran dan menjadi Imam Besar Masjidil Haram.

Kini, beliau dikenali sebagai seorang qari yang lunak bacaan al-Qurannya. Bahkan, beliau amat menjiwai setiap ayat dalam firman Allah itu berserta tajwid yang cukup sempurna.

Ada satu lagi kisah tentang doa seorang ibu untuk anaknya.

Diriwayatkan bahwa Imam Abu Fath ar-Razi tidak bisa membaca alfatihah ketika beliau berumur 10 tahun. Guru beliau sampai mengatakan kepadanya,”Mintalah kepada ibumu agar mendoakanmu, supaya Allah memberikan rizki Al Qur`an dan ilmu.

Setelah peristiwa itu, Abu Al Fath Ar Razi melakukan perjalanan mencari ilmu ke Baghdad.

Sekembalinya ke kampung halaman, beliau mengajar di majlis ilmu. Saat itu guru yang pernah mengajarinya surat Al Fatihah juga ikut hadir, tapi ia sudah tidak mengenal bahwa yang mengajarinya adalah bekas muridnya.

Di majelis itu, sang guru kesulitan memahami apa yang disampaikan, hingga Abu Al Fath Ar Razi hendak mengatakan kepadanya agar meminta doa kepada ibu, jika masih ada. Namun hal itu beliau urungkan karena malu.

Itulah diantara kisah inspiratif tentang keajaiban doa ibu. Oleh karena itu, datangilah ibu kita dan mintalah beliau untuk mendoakan kita, mendoakan kebaikan, keberkahan dan kesuksesan dalam hidup kita. Insya Allah, semoga dengan jalan tersebut, Allah memudahkan jalan kita.
Semoga bermanfaat
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment