Mungkin selama ini kita beranggapan bahwa tidur yang
menyehatkan itu adalah tidur yang cukup dalam sehari semalam. Sementara itu,
kisaran tidur yang cukup dalam pandangan kita adalah 7-8 jam dalam semalam. Benarkah?
Bisakah kita mengurangi waktu tidur kita? Apakah tidur kurang dari 7 jam bisa
mempengaruhi kesehatan kita?
Tanpaknya saya sangat tertarik untuk membicarakan hal ini
setelah menonton video dan membaca artikel dari Brightside.me dengan pengubahan
seperlunya.
Mari saya kutipkan artikelnya.
Belakangan, saya mulai tidur 2–4 jam sehari. Saya merasa cukup
tidur dan tidak merasakan gangguan apa pun dalam kesehatan saya. Saya jadi
lebih produktif karena banyak waktu tambahan dari pengurangan jam tidur saya.
Namun pada tahap awal, trik ini tidak cukup mudah untuk dilakukan. Tapi tidak
mustahil untuk dicoba.
Tahukah anda bahwa Leonardo da Vinci, Tesla, Salvador Dali
dan banyak lagi pribadi jenius lainnya, mereka tidur dari satu hingga empat jam
dalam sehari dengan menggunakan system tidur polifasik.
Apa itu system tidur polifasik?
Singkatnya, tidur polifasik adalah mengurangi jatah tidur
malam dengan menambahkan tidur siang selama 20 sampai 30 menit. Sebagai hasilnya,
kita mendapati beberapa waktu tambahan yang sangat bermanfaat untuk
meningkatkan produktifitas kerja.
Tidur siang selama sekitar 20-30 menit membuat orak kita jadi
segar dan memulihkan rasa lelah sehingga terhindar dari stress.
Seperti kebanyakan orang, saya merasa saya kekurangan waktu
dengan kesibukan yang saya miliki. Saya sering terlambat menghadiri rapat, dan
saya menunda rencana untuk besok karena harus mengerjakan berbagai kesibukan
dan tugas tambahan. Saya menyadari bahwa saya membutuhkan lebih banyak waktu
dan memutuskan untuk mulai berlatih tidur polifasik.
Ada banyak model tidur seperti itu. Anda dapat menggunakan
teknik standar (yang paling populer), teknik jenius, atau Anda dapat memilih
untuk menyesuaikan teknik ini dengan tubuh Anda sendiri seperti yang saya
lakukan.
Jadwal tidur saya terdiri dari 4 jam tidur malam dan tidur
siang selama 25 menit. Saya biasa tidur malam selepas pulang kerja dan mengatur
alarm sehingga bangun setelah tidur kurang lebih 4 jam, dan tidur siang setelah
makan siang. Ini jadwal yang saya pilih.
Hari Pertama. Hari itu
luar biasa. Saya memiliki banyak waktu untuk melakukan semua pekerjaan dan
membuat rencana untuk minggu ini. Saya memutuskan untuk memulai kebiasaan tidur
siang dan mencari tempat yang nyaman untuk istirahat di kantor. Tapi saya tidak
dapat dengan mudah tidur selama 25-30 menit di siang hari.
Hari Kedua. Sebelum
saya memulai eksperimen, saya berbicara dengan mereka yang berhasil mengatasi
jadwal ini. Saya diperingatkan bahwa, untuk membentuk kebiasaan, saya harus
bertahan selama 2 minggu pertama dan hidup layaknya ‘zombie’ karena kebiasaan
baru. Saya telah merasakan perasaan itu pada hari kedua. Saya merasa sangat
lelah secara emosional dan fisik.
Hari Ketiga. Saya masih berusaha untuk bisa tidur siang. Dan saya
tidak merasa lebih baik ketika saya bangun. Saya masih merasakan
ketidaknyamanan.
Pada malam hari, saya bahkan disibukan dengan pikiran seperti
ini, ““Mengapa kamu melakukan hal ini? Pergi dan tidurlah sebanyak yang kau mau
dan nikmatilah kebahagiaan dalam hidup.”
Saya berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran tersebut dan
mencoba melanjutkan rutinitas dan jadwal tidur baru.
Hari keempat. Tubuh saya merasakan kelelahan yang luar biasa.
Saya seakan kehabisan energy dan tidak bisa melakukan apa-apa selain duduk di
atas meja dengan pikiran yang kacau. Begitupun dengan keadaan fisik. Kulit saya
menjadi pucat dan mata saya memerah.
Hari kelima. Pada hari kelima, tubuh saya mulai merasa ada
penyesuaian. Ketika saya menutup mata untuk tidur siang di kantor, saya
langsung tertidur. Saya mulai bangun setelah alarm berbunyi dan merasa sedikit
lebih berenergi dan segar.
Saya memiliki banyak waktu luang di malam hari, dan saya
memutuskan untuk membaca buku dan menonton film dokumenter.
Hari keenam dan ketujuh. Saya merasa benar-benar telah
menyatu dengan jadwal baru. Pusing dan perasaan berat di kepala sudah mulai
menghilang sepenuhnya. Dan produktifitas saya pulih kembali. Saya bisa
melakukan lebih dari yang saya rencanakan. Setiap malam saya membaca buku,
menonton, dan melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan. Yang mana, sebelumnya
semua itu sangat sulit saya lakukan karena kesibukan saya.
Saya juga berhenti minum kopi di siang hari karena saya
terbiasa tidur selama 30 menit sehingga tidak merasa kelelahan. Waktu 25-30
menit tidur siang bisa menggantikan tidur kurang di malam hari.
Hari Kesebelas hingga hari keempat belas. Saya mulai berhenti
mengikuti jadwal dan saya membiarkan tubuh saya memberi ‘alarm’ kapan saya
harus tidur. Dan itu sangat nyaman. Sedikit demi sedikit saya merubah jadwal
dengan memperpendek waktu tidur malam. Tentunya dengan menambah durasi tidur
siang.
So, saya jadi memiliki banyak waktu untuk membaca lebih
banyak buku dan berolahraga. Saya telah membaca semua buku yang saya tunda
begitu lama. Saya pergi berenang dan ke Gym. Saya juga tidak terserang pilek
walaupun waktu tidur saya berkurang.
Satu hal pendukung yang tidak boleh dilupakan adalah selalu
mengkonsumsi makanan yang sehat untuk menunjang kesehatan tubuh.
Tips tambahan dari Husni-Magz
Kamu bisa membiasakan hal ini dengan jadwal yang sesuai.
Tentunya lebih baik bagi kita untuk tidur di awal malam dan bangun di sepertiga
malam terakhir. Kemudian menggunakannya untuk shalat malam, menghafal, membaca
al-quran dan tentu saja mengerjakan semua hal yang ingin kamu lakukan.
Salah satu hal yang saya ingin terapkan dengan jadwal ini
adalah menghabiskan waktu tambahan dengan membaca buku-buku yang saya inginkan,
yang selama ini terbengkelai.
Jujur, saya belum mencobanya dan akan memulai dari sekarang. Kamu
bagaimana? Mari kita coba.
No comments:
Post a Comment