18 Mar 2018

Anugerah yang Melimpah


Kita baru menyadari anugerah dan kenikmatan yang telah Allah berikan, ketika anugerah dan nikmat itu telah hilang dari kita.

Nikmat yang telah Allah Subhanahu wata'ala berikan kepada kita terlampau banyak untuk bisa kita hitung.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 16:18)

Sayangnya, banyak manusia mengeluh dengan apa yang telah Allah subhanahu wata'ala berikan. Banyak manusia tidak bersyukur karena terfokus kepada apa yang tidak dia miliki, bukan kepada apa yang dia miliki. Banyak juga manusia yang meminta kepada Allah subhanahu wata'ala, kemudian mereka merasa putus asa karena Allah subhanahu wata'ala tidak mengabulkannya, padahal sangat banyak yang telah Allah Subhanahu wata'ala berikan, tanpa pernah dia memintanya.

Mari kita memulai mengkalkulasikan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan. Walau kita yakin bahwa setiap nikmat-Nya tidak akan pernah terhitung, tapi setidaknya kita bisa mendapat gambaran betapa melimpah anugerah yang telah Allah berikan dalam kehidupan kita.

Mari kita mulai dari tubuh kita. Tubuh kita ini terdiri dari ratusan triliun sel. Setiap sel adalah anugerah dari Allah Subhanahu wata'ala. Tetapi tidak berhenti sampai di sini, karena anugerah Allah Subhanahu wata'ala mewujudkan diri dalam masing-masing sel. Setiap sel memiliki resiko sejumlah ancaman yang potensial dari berbagai virus, kanker dan malsungsi lainnya. Akan tetapi Dia melindungi sel-sel tersebut untuk kesehatan kita.

Kemudian setelah itu marilah kita tengok bentuk tubuh kita, anggota tubuh dan kesempurnaannya, organ tubuh yang menjalankan fungsinya dan banyak lagi yang lainnya.

Bahkan anugerah yang Allah Subhanahu wata'ala berikan tidak akan sebanding dengan semua cobaan dan penderitaan yang telah Allah timpakan kepada kehidupan manusia.

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (Quran surat 16: 53)

Kita harus melihat bagaimana sikap kita terhadap semua nikmat tersebut. Apakah kita menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan kepada-Nya? Apakah kita menyadari bahwa Allah Subhanahu wata'ala memiliki hak atas kita dalam segala hal yang Dia berikan kepada kita?

Jika kita diberi nikmat berupa kekayaan, maka yang miskin memiliki hak di dalamnya. Jika kita diberkati dengan kesehatan dan kekuatan, yang lemah memiliki hak di dalamnya. Jika kita diberkati dengan pengetahuan, maka mereka yang tidak mengetahui apa-apa memiliki hak di dalamnya. Untuk setiap kemampuan yang telah Allah Subhanahu wata'ala anugerahkan dalam kehidupan, ada hak-hak lain yang harus ditunaikan di dalamnya.

Kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki, sementara orang lain tidak memilikinya. Dan bentuk syukur itu tidak cukup dengan pujian saja. Tapi juga memberi sesuatu dari nikmat tersebut kepada orang-orang yang belum mendapatkannya. Karena Allah Subhanahu wata'ala hendak memberi anugerah-Nya kepada mereka lewat perantara tangan kita. Dan Allah Subhanahu wata'ala juga menginginkan kebaikan berupa pahala dan ridho-Nya untuk kita.

Kita harus menyadari bahwa semua nikmat dan anugerah itu akan ada akhir dan batasnya, sehingga kita perlu untuk meninggalkan jejak dan bekasnya. Ya, jejak itu adalah apa yang kita beri dan bekasnya adalah pahala di sisi-Nya.

Bagian lain dari bentuk syukur adalah mengerjakan apa yang Allah Subhanahu wata'ala ridhoi, yakni menggunakan apa yang telah Dia berikan dalam jalur yang benar dan halal. Anugerah yang telah diberikan tidak membuat lalai dan menjauh dari-Nya.

Manusia yang tidak menyadari bahwa semua nikmat itu hakikatnya dari Allah, maka dia akan mempergunakan nikmat-nikmat tersebut untuk bermaksiat, membanggakan diri dan menyombongkan diri di hadapan yang lain.

Ini persis seperti yang dilakukan Qarun. Ketika kenikmatan demi kenikmatan membuatnya lupa, maka kaumnya memberi nasihat,

(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (Quran Surat 28:76)

Karun menyatakan bahwa semua kenikmatan itu adalah hasil usaha tangannya dan apa-apa yang dia ketahui tentang perniagaan dan pengumpulan harta.

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". (Quran Surat 28 : 78)

Betapa kita lihat, banyak manusia yang memiliki sifat seperti Karun. Menganggap semua harta yang dia miliki adalah hasil dari pengetahuan dan jerih payahnya saja. dia menihilkan peran Allah Subhanahu wata'ala sebagai pemberi rezeki. Ending dari semua ini adalah sikap kikir, sombong dan melampui batas.

Maka Allah perfirman di penggalan ayat selanjutnya,

Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Quran Surat 28:78) 
Sadar Setelah Hilang

Kadang kita sering menyadari betapa banyak anugerah yang telah Allah Subhanahu wata'ala berikan kepada kita, setelah nikmat itu dicabut atau hilang dari kehidupan kita. Kita menyesal dengan penyesalan yang tak akan berguna.

Betapa banyak bagian tubuh kita yang kita anggap remeh karena kita sudah terbiasa menyandangnya, bahkan sejak kita dilahirkan ke dunia. Kita menganggap remeh semua kesempurnaan yang melekat di tubuh kita. Kita menyadari berharganya bola mata, ketika kita buta, kita merasakan anugerah besar tangan dan kaki ketika keduanya diamputasi, kita merasakan anugerah besar sehat ketika kita merasakan sakit. Naudzubilah, semoga kita selalu menjadi hamba yang bersyukur tanpa menunggu semua kenikmatan itu dicabut dari diri kita.

Kemudian menyusul kenikmatan anggota tubuh, Allah Subhanahu wata'ala melengkapinya dengan kenikmatan-kenikmatan lain. Anugerah itu ada di sekitar kita dalam bentuk keluarga, teman, pekerjaan, status, bahkan harapan dan impian yang kita optimis dengannya. Hingga rasa aman, dunia yang kita pijak, oksigen yang kita hirup, matahari yang bersinar, malam dan siang, adalah anugerah yang seringkali kita mengabaikannya. Mari kita mulai untuk merenungkannya.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment