Setting adalah unsur yang paling penting dalam karya fiksi. Baik
itu setting tempat atau waktu. Kedua-duanya sama-sama penting untuk kita
perhatikan. Kendala yang sering kita temui dalam menyusun sebuah cerita adalah
terbatasnya informasi kita atau bahkan mungkin tidak memiliki gambaran sama
sekali tentang setting tempat yang akan kita jadikan latar dalam cerita kita.
Walaupun mengalami suatu kejadian atau merasakan suasana
tempat adalah hal yang paling penting, yang mana hal ini bisa membuat cerita
kita semakin hidup karena kita terlibat di
dalamnya. Kita merasakan bagaimana suasana, karakter dan deskripsi
tempat itu. Walau mungkin deskripsi dengan sebatas informasi tidak sesegar
deskripsi dengan pengalaman secara langsung, Tapi ini bukan alasan untuk tidak
mencobanya.
Lalu bagaimana cara menghadirkan setting negeri ‘antah
berantah’ di dalam karya fiksi sementara kita belum pernah mengunjungi tempat
tersebut.
Gampang. Ada beberapa tips, atau jalan keluar
yang bisa kita coba.
Google Map
Kita hanya perlu modal kuota untuk mengakses google map. Silakan
cari tempat yang akan kamu jadikan setting ceritamu. Disana terhampar semua
informasi secara detail. Mulai dari nama restoran,apartemen, jalan, bahkan
mungkin kita bisa mengetahui jarak dari tempat A ke tempat B dan berapa waktu
yang harus ditempuh. Bisa saja di alur cerita kita butuh untuk
mendeskripsikannya. Nah, tinggal dibumbui
dengan imajinasi liar kita. Jika hal ini masih kurang kita bisa
menggunakan langkah kedua
Wikipedia
Kamu bisa mengakses Wikipedia untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak tentang daerah atau tempat yang akan dijadikan setting dalam
novel atau cerpenmu. Kemudian kamu juga bisa mengkombinasikannya dengan google
picture. Nah, dari sini kita bisa membayangkankan seperti apa daerah tersebut.
Informasi teman
Kalo kamu punya teman di tempat tersebut, kenapa tidak Tanya
langsung sama dia. Ini tentunya informasi yang mahal. Karena biasanya yang
mengalami dan mendiami suatu tempat lebih tahu dan lebih memahami karakter
serta deskripsi tempat yang dimaksud.
Anyway, saya selalu memakai google map atau Wikipedia untuk
mencari informasi seputar tempat yang akan saya jadikan setting dalam novel. Saya
sangat terbantu dengan keduanya. Adapun informasi teman belum pernah, secara
belum pernah ada teman yang kebetulan tinggal di daerah yang akan saya jadikan
setting.
Selain itu, saya lebih senang membuat karya fiksi dengan
setting luar negeri. Padahal belum pernah menginjakan kaki di luar Indonesia. Makanya,
hal ini perlu kejelian. Kan nggak asyik ketika ada pembaca karya kita yang
pernah mengunjungi daerah yang dijadikan sebagai setting novel kita, kemudian
menemukan kejanggalan. Lebih mending kejanggalannya dikit, ini mah banyak. Bisa
berabe dan tentunya malu-maluin.
Misalkan kamu menulis novel yang bersetting jepang. Kamu disitu
menulis scene yang mendeskripsikan hamparan bunga tulip yang berwarna warni. Heloow,
ini jepang apa belanda ya?
No comments:
Post a Comment