4 Jan 2018

Amarah yang Meninggalkan Bekas

Pernah ada seorang pemuda yang temperamental. Dia selalu marah dan tak pernah sabar jika menemukan sesuatu hal yang tidak membuatnya senang.

Ayahnya memutuskan untuk memberinya pelajaran yang berharga. Suatu hari dia memberikan anaknya sekantong paku sembari berkata, “Nak, ketika kamu marah, ambil satu paku dan tancapkan ke dinding belakang rumah. Kamu akan merasa lebih baik setelah menancapkan paku itu.”

Maka, setiap kali marah pemuda itu akan menancapkan paku di dinding. Benar apa yang dikatakan ayahnya, setiap kali dia memukul paku itu dengan palu, seakan amarahnya tersalurkan.

Hingga beberapa bulan kemudian, sekantong paku itu habis dan tertancap semua di dinding belakang rumah.

Setelah sang ayah mengetahui bahwa paku itu habis, dia mendatangi anaknya sembari berkata, “Sekarang, tarik paku itu dari dinding.”

Sehari kemudian, anak laki-laki itu mendatangi ayahnya dan mengatakan kepadanya bahwa masing-masing paku telah dikeluarkan dari dinding.

“Nah, sekarang dengarkan apa yang ayah akan katakan. Ketika kau melampiaskan amarahmu kepada orang-orang disekitarmu, maka kau telah menusuk hati orang tersebut. Sama seperti paku yang menusuk dinding.”

“Mungkin disuatu hari kamu insaf dan meminta maaf kepada orang-orang yang pernah kamu sakiti akibat kemarahanmu, tapi bekas dari lubang itu akan terus ada. Luka itu akan selalu ada, mungkin bisa sembuh tapi membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, hendaklah kamu menjadi orang yang baik, penyayang dan tidak mudah melampiaskan marah.”
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment