Lihatlah rumput yang tumbuh di sela-sela bebatuan. Dia tidak menyerah dengan ketiadaan tanah tempat bertumbuhnya akar. Tapi dia memanfaatkan celah dan kelembapan di celah-celah tersebut. Menjangkaunya dengan akar-akar yang menyerabut. Menyerap air diantara celah tanpa merasa terganggu dengan kerasnya batu atau beton penghalang.
Begitulah kita, hendaknya kita bertumbuh dan berkembang tanpa pernah melihat keterbatasan yang kita hadapi atau kita miliki. Jangan pikirkan 'batu penghalang' atau 'kerasnya permukaan kehidupan.' Tapi pikirkanlah bagaimana kita menembusnya dengan akar-akar azzam yang berkesinambungan sehingga bisa meneguk air kesuksesan.
.
Ataupun, jika memang kelempaban itu tidak ada sama sekali, tidak ada gerimis dan hujan harapan. Tapi setidaknya rumput menyimpan benih di celah-celahnya. Sehingga jika saatnya hujan turun dia menyambutnya dengan tunas-tunas yang mendobrak penantian. Begitulah kita, jika memang tak ada lagi harapan, simpan harapan itu dan dia akan bersemi pada waktunya. Jangan pernah membuang harapan dan membunuhnya dalam keputus asaan
Ataupun, jika memang kelempaban itu tidak ada sama sekali, tidak ada gerimis dan hujan harapan. Tapi setidaknya rumput menyimpan benih di celah-celahnya. Sehingga jika saatnya hujan turun dia menyambutnya dengan tunas-tunas yang mendobrak penantian. Begitulah kita, jika memang tak ada lagi harapan, simpan harapan itu dan dia akan bersemi pada waktunya. Jangan pernah membuang harapan dan membunuhnya dalam keputus asaan
No comments:
Post a Comment