20 Dec 2017

Awas, Jangan Keranjingan Fiksi

Izinkan saya membagi pengalaman saya di sini. Jujur, saya sangat menyukai dunia sastra. Dulu saya keranjingan membaca novel dan komik. Tapi seiring berjalannya waktu, saya merasakan ada yang salah dalam proses membaca saya. ‘kolam’ pengetahuan dan wawasan saya kering kerontang. Kesadaran itu bermula ketika saya mendapati teman saya yang luas wawasannya dan selalu memiliki argument yang pas dan mengena ketika berdiskusi. Usut punya usut, teman saya itu memiliki referensi bahan bacaan yang ‘berat’ dan ‘serius’.

Maka saya mulai berpikir, ‘sudah saatnya saya mengikuti jejaknya dalam aktifitas membaca. Saya tidak meninggalkan kebiasaan membaca sastra, tapi saya hanya membatasinya dan mengaturnya. Bagaimana pun juga, sastra adalah elemen penting dalam dunia literasi dan kehidupan kita. Dari sastralah kita mengasah kehalusan bahasa yang sangat penting sebagai penggiat literasi. Bahkan ada seorang ustadz yang terkenal dengan buku-buku islam dan motivasinya ternyata menyukai sastra dan menelurkan karya sastra.

Jika pada awalnya saya menghabiskan aktifitas membaca saya dengan melahap komik dan novel thok. Maka saya mulai menjajal bahan bacaan yang lebih berbobot. Untuk membaca novel, biasanya saya lakukan di waktu luang dan waktu libur. Paling tidak membutuhkan waktu dua minggu untuk menghabiskan sebuah novel yang saya baca hanya di waktu luang. Sebelumnya, saya mampu menamatkan satu novel setebal ratusan halaman paling lama dalam waktu tiga hari bahkan pernah satu hari. Tentunya dengan konsekuensi semua aktifitas yang lain terbengkelai, termasuk aktifitas yang lebih bermanfaat dan produktif, bahkan ibadah. Saya yakin, bukan hanya saya, tapi banyak orang yang keranjingan membaca fiksi. Dan saya kira ini tidak baik. Kita perlu memanage ulang akfitas membaca kita dimulai dari sekarang.

Saya bisa memberi anda contoh. Saya biasanya memiliki tiga waktu membaca harian. Pagi hari, siang hari dan malam hari. Pagi hari, setelah membaca al-quran biasanya saya mengisi aktifitas membaca saya dengan buku-buku yang lebih berbobot, buku-buku dan majalah islam menjadi pilihan saya. Termasuk kitab tafsir dan hadits ada dalam daftarnya.
Kemudian di siang hari, waktu istirahat kantor saya habiskan dengan membaca buku fiksi atau motivasi. Dan aktifitas membaca malam saya gunakan tergantung kebutuhan. Kadang saya menggunakannya untuk membaca buku berat atau bahkan buku-buku yang ringan. Tergantung kebutuhan.

So, itu depend kebijaksanaan kita dalam memanage waktu. Yang jelas, kita harus pintar dalam memilih dan mengatur waktu kita.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment