Izinkan saya membagi pengalaman saya di sini. Jujur, saya
sangat menyukai dunia sastra. Dulu saya keranjingan membaca novel dan komik.
Tapi seiring berjalannya waktu, saya merasakan ada yang salah dalam proses
membaca saya. ‘kolam’ pengetahuan dan wawasan saya kering kerontang. Kesadaran
itu bermula ketika saya mendapati teman saya yang luas wawasannya dan selalu
memiliki argument yang pas dan mengena ketika berdiskusi. Usut punya usut,
teman saya itu memiliki referensi bahan bacaan yang ‘berat’ dan ‘serius’.
Maka saya mulai berpikir, ‘sudah saatnya saya mengikuti
jejaknya dalam aktifitas membaca. Saya tidak meninggalkan kebiasaan membaca
sastra, tapi saya hanya membatasinya dan mengaturnya. Bagaimana pun juga,
sastra adalah elemen penting dalam dunia literasi dan kehidupan kita. Dari
sastralah kita mengasah kehalusan bahasa yang sangat penting sebagai penggiat
literasi. Bahkan ada seorang ustadz yang terkenal dengan buku-buku islam dan
motivasinya ternyata menyukai sastra dan menelurkan karya sastra.
Jika pada awalnya saya menghabiskan aktifitas membaca saya
dengan melahap komik dan novel thok. Maka saya mulai menjajal bahan bacaan yang
lebih berbobot. Untuk membaca novel, biasanya saya lakukan di waktu luang dan
waktu libur. Paling tidak membutuhkan waktu dua minggu untuk menghabiskan
sebuah novel yang saya baca hanya di waktu luang. Sebelumnya, saya mampu
menamatkan satu novel setebal ratusan halaman paling lama dalam waktu tiga hari
bahkan pernah satu hari. Tentunya dengan konsekuensi semua aktifitas yang lain
terbengkelai, termasuk aktifitas yang lebih bermanfaat dan produktif, bahkan
ibadah. Saya yakin, bukan hanya saya, tapi banyak orang yang keranjingan
membaca fiksi. Dan saya kira ini tidak baik. Kita perlu memanage ulang akfitas
membaca kita dimulai dari sekarang.
Saya bisa memberi anda contoh. Saya biasanya memiliki tiga
waktu membaca harian. Pagi hari, siang hari dan malam hari. Pagi hari, setelah
membaca al-quran biasanya saya mengisi aktifitas membaca saya dengan buku-buku
yang lebih berbobot, buku-buku dan majalah islam menjadi pilihan saya. Termasuk
kitab tafsir dan hadits ada dalam daftarnya.
Kemudian di siang hari, waktu istirahat kantor saya habiskan
dengan membaca buku fiksi atau motivasi. Dan aktifitas membaca malam saya
gunakan tergantung kebutuhan. Kadang saya menggunakannya untuk membaca buku
berat atau bahkan buku-buku yang ringan. Tergantung kebutuhan.
So, itu depend kebijaksanaan kita dalam memanage waktu. Yang
jelas, kita harus pintar dalam memilih dan mengatur waktu kita.
No comments:
Post a Comment