Jujur, saya paling suka mengoleksi berbagai macam jenis
buku. Dari mulai buku agama, motivasi, sastra, fiksi remaja, fiksi adult,
bahkan buku anak-anak pun saya lahap. Dan saya baru tahu bahwa saya terserang
bibliomania akut setelah sadar di notebook sudah ada ratusan ebook, belum lagi
koleksi buku-buku lama yang saya simpan di rumah orang tua. Soal buku yang
terpampang di rak pribadi jangan ditanya deh. (ehm, boleh kan saya nyombong
dikit. Hehe)
Dan kegilaan saya
dalam membaca semakin menjadi-jadi setelah saya mengenal aplikasi ipusnas yang
menyediakan puluhan ribu ebook yang gratis diakses. Eh, kok jadi ngiklan ya. Hehe.
Omong-omong, ngobrolin masalah buku nih ya. Setidaknya saya
sudah bikin sebuah survey (ceileh bahasanya) kecil-kecilan. Saya membuat satu
pertanyaan penting yang harus saya tahu dengan lebih detail; kenapa seseorang
rela membeli buku? Setidaknya ada 7 alasan kenapa orang mau dan rela beli buku.
1. Murni keinginan pribadi
Seseorang yang suka membaca novel Tere Liye tentu akan
sangat rela merogoh kocek untuk membeli karya-karyanya. Tanpa dipaksa,
diintervensi, bahkan diancam pun kamu akan berusaha mendapatkan buku dari
penulis favorite kamu. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang suka baca buku
sejarah, ekonomi, biografi, keagamaan, dan lain-lain. Membeli buku karena
keinginan pribadi biasanya akan menimbulkan rasa kepuasaan dan kesyukuran
tersendiri. Buku itu akan dijaga dengan baik, disampul, dirawat, dan disayang .
2. Tuntutan peran
Tidak jarang kita membeli buku karena tuntutan peran.
Misalkan orang yang kuliah di fakultas sastra pasti bacanya buku-buku sastra.
Pastinya dia harus memiliki kamus dan buku EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) atau
yang sekarang bertransformasi menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia). Karena buku
tersebut sangat saya butuhkan untuk menunjang perkuliahan.
Pun bagi para siswa yang membeli buku-buku pelajaran sesuai
dengan kelas dan semester mereka di sekolah.
3. Korban iklan
Iklan buku biasanya tidak ditampilkan secara langsung
layaknya iklan produk lain. Sering kali promosi buku diselipkan dalam cuplikan
film, video, atau hal-hal lain yang tengah booming. Meskipun memang ada
beberapa buku yang diiklankan di reklame, surat kabar, maupun talkshow di
televisi. Dampak iklan pun kerap berhasil memengaruhi keinginan konsumen.
Tergoda oleh iklan sebuah buku yang teramat membuai namun ketika buku sudah di
tangan, ketika covernya dibuka, dan saat kata demi kata mulai terbaca, kok
nggak sesuai ekspektasi hehe.
4. Tergantung mood
Seseorang yang tengah patah hati akan sangat gampang membeli
buku-buku yang judulnya sesuai di hati mereka. Hal ini juga terjadi pada
orang-orang yang tengah membutuhkan semangat. Buku-buku motivasi menjadi
prioritas yang mereka butuhkan. So, mood seseorang terkadang bisa kita lihat
dari buku apa yang ia beli.
5. Diberikan ke orang tercinta
Kadang kita sering membeli buku bukan untuk kita pribadi
tapi buat orang lain. Bisa orangtua, adik, kakak, guru, sahabat, hingga
pasangan. Ketika membeli buku dengan tujuan dijadikan sebagai hadiah untuk
orang tercinta, jangan pernah abai dalam memperhatikan buku apa yang hendak
kamu beli. Kalau adikmu masih SD belikan saja KKPK (kecil-kecil punya karya)
atau komik-komik yang bisa merangsang kegemaran membacanya. Kalau orangtuamu
suka buku agama jangan belikan novel thriller.
6. Buku diskonan
Jujur aja ya, ini nih yang paling demen. Apalagi kalo udah musim pameran kayak IBF atau IIBF. Tau-tau
kantong udah kempes saking nafsunya
beli buku.
7. Tertarik dengan cover yang cantik
Kadang kesengsem
juga liat cover yang cantik dan keren. Memang sih bagus dan tidak bagusnya
sebuah buku tidak selalu diukur dari bagusnya cover buku itu. Sebagaimana kata
pepatah, Don’t judge a book by it’s cover, memang benar adanya. Tapi tetap aja
cover punya daya tarik tersendiri.
Kadang pernah
saya kecele. Pas buka isinya ternyata ceritanya biasa-biasa aja. Cuman menang
di covernya doang.
Itulah beberapa alasan seseorang membeli buku. Tentu masih
banyak alasan lain yang belum saya tuliskan
di sini, karena pengalaman masing-masing orang pastinya berbeda. Namun yang
patut kita cermati adalah membeli buku sama sekali tidak ada ruginya. Karena
buku adalah jendela dunia. Membuka buku berarti membuka jendela dunia. Membaca
buku artinya membaca dunia dan seisinya.
Nah, gimana pendapat
kamu-kamu?
No comments:
Post a Comment