Khilafiyah [perbedaan pendapat] bukan jalan untuk menjadikan
kita tidak tasamuh (toleransi) dan melepas sikap wala (loyalitas).
Kihlafiyah adalah jalan untuk saling menghargai, memahami
dan mencoba berlapang dada dengan adanya perbedaan tersebut.
Khilafiyah adalah jalan untuk menimba ilmu dengan jalan
diskusi dan bertukar pikiran. Kemudian berusaha untuk memahami istimbat hukum dan
alasan yang diambil oleh pihak yang berseberangan.
Khilafiyah adalah jalan untuk menghilangkan ego dan bangga
diri dan sok suci. Karena jenggotnya, memandang rendah orang yang tiada
jenggot. Karena kain cingkrangnya, menganggap sepele yang mengulur kain, yang
tidak qunutnya, menganggap mungkar orang yang qunut subuh.
Khilafiyah adalah jalan untuk meleburkan sikap fanatisme dan
ashobiyah. Tidak memandang seseorang sebagai ikhwan hanya dari satu jamaah
kelompok, satu ustadz dan guru, satu pengajian, dan satu masjid.
Khilafiyah adalah jalan untuk menerangkan kebenaran dan
mencegah kebatilan. Tidak merasa terhina ketika pendapat yang berseberangan
ternyata lebih ‘sahih’ dan lebih afdhol dalam pengambilan hukumnya. di sinilah
adanya sikap untuk menerima pendapat yang paling benar.
Khilafiyah adalah lumrah, tapi tidak menghilangkan sikap
berjamaah dalam ikatan ukhuwah. Khilafiyah juga tidak menapikan dakwah demi
tegaknya sunnah.
No comments:
Post a Comment