Saya kadang merasa heran jika ada orang yang menjawab, “hobi
saya membaca” ketika ditanya apa hobinya, atau menulisnya di kolom hobi dalam
biodata pribadi.
Jujur saja, saya menganggap membaca buku itu bukan hobi,
tapi kebutuhan yang tidak mungkin ditinggalkan atau hanya sekedar kegiatan
untuk mengisi waktu luang. Bayangkan saja, betapa anehnya ketika ada seseorang
yang mengatakan, hobi saya makan, hobi saya minum. Jelas makan dan minum itu
kebutuhan bukan hobi.
Bagi saya, membaca buku itu adalah kegiatan primer disamping
kegiatan-kegiatan lainnya yang kudu dikerjakan setiap hari. Tiada hari tanpa
buku. Pernah ngalamin satu hari tanpa baca buku itu, gimana gitu. Rasanya tuh
beda.
Bahkan, saking banyaknya buku yang mesti aku baca, kadang
bikin puyeng n bingung juga. Kira-kira mana nih buku yang harus “digarap”
terlebih dahulu.
What? Jangan kau anggap aku ini orang kaya yang bisa membeli
buku sebanyak yang aku mau. [walau memang aku mengharapkan begitu]
Memang, aku biasa membeli buku minimal satu buku untuk satu
bulan. Tapi kebanyakan yang saya baca buku pinjaman dari perpustakaan. Lebih enak
lagi, di kantor ada banyak koleksi buku-buku islam yang bisa saya akses
kapanpun saya mau.
Belum lagi koleksi puluhan e-book hasil searching di google,
masih banyak yang belum saya “garap” dan numpuk di folder laptop.
Benar apa yang dikatakan seorang ulama salaf [aku lupa
namanya], kurang lebih dia bilang begini,” Setiap saya menemukan kitab baru
yang belum saya baca, saya seakan menemukan satu harta karun yang paling
berharga.”
Bagiku, waktu yang ada tidak sebanding dengan jejalan buku
yang ingin say abaca.
No comments:
Post a Comment