Betapa mudah hati
kita tersentuh oleh sandiwara para aktor di sinetron atau film drama. Betapa
mudah hati kita terenyuh ketika membaca novel atau cerita roman. Ya, memang, alur
cerita yang dibuat oleh para sutradara dan novelis memang didramatisir
sedemikian rupa sehingga membuat para penonton atau pembaca ikut hanyut dengan
alur cerita.
Dan entah kenapa,
kita sangat mudah tersentuh, walau kita tahu itu hanya fiktif belaka. Tidak ada
kenyataan yang ada di sana. Masih mending jika film atau buku tersebut
bercerita tentang kisah perjuangan atau ketabahan dan ketulusan yang
terinspirasi dari kisah nyata. Sayangnya, banyak yang mengeluarkan air mata
konyol hanya untuk cerita cinta picisan yang dihadirkan film romansa.
Perlu direnungkan
oleh kita yang mengaku sebagai muslim, jangan sampai kita membuang air mata
kita dengan percuma hanya untuk kisah cinta picisan atau kisah fiktif lainnya.
Tanya pada diri kita, apakah kita mengeluarkan air mata yang sama ketika kita
mentadaburi ayat-ayat Allah, membaca siroh Rasulullah dan perjuangan para
sahabatnya? Jujur saja, bahkan saya sendiri sulit untuk hal itu. Sebaliknya,
ketika menonton film begitu gampang kita tersentuh dan terisak-isak pilu.
Kata lain>
tangisan palsu, tangisan bayaran> menangis karena Allah
Muslim yang kuat
keimanan dan ketakwaannya memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh karena
rasa takut terhadap sang Pencipta. Hatinya bergetar ketika mendengar ayat-ayat
yang menceritakan tentang Keagungan dan Kekuasaan Allah. Matanya menangis
ketika mendengar tentang ancaman neraka dan siksanya yang dahsyat, bibirnya
beristighfar dan selalu basah dengan dzikir ketika mengingat tujuan akhir dari
kehidupan yang fana. Sehingga air mata merembes dari pelupuk mata. Ketika
sujud, ketika menengadahkan tangan dengan penuh kerendahan di sepertiga malam
dan dalam kesendirian.
Menangis karena Allah dalam kesendirian adalah termasuk
sifat para Nabi dan orang shalih, ini menunjukkan lembutnya hati mereka.
Para Nabi dan orang-orang shalih menangis karena Allah,
Allah Ta’ala berfirman,
أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين من ذريه آدم وممن حملنا مع نوح ومن ذريه إبراهيم وإسرائيل وممن هدينا واجتبينا إذا تتلى عليهم آيات الرحمن خروا سجداً وبكياً
“Mereka
itu adalah orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, yaitu para nabi
dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan
dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri
petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
(Maryam: 58).
Juga di dalam
al-Quran surat al-Anfal ayat 2, Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka
bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
لأن أدمع من خشية الله أحب إلي من أن أتصدق بألف دينار
“Sungguh,
menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak
uang seribu dinar!”.
Karena air mata
yang keluar karena takut terhadap Allah adalah bukti keimanan dan ketakwaan
yang kuat, maka penghargaan yang diberikan Allah pun tidak tanggung-tanggung,
Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عينان لا تمسهما النار ، عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله
“Ada dua
buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena
merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena
menjaga pertahanan kaum muslimin dalam (jihad) di jalan Allah” 3, disahihkan
Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi (1338)].
Ya Allah,
lembutkanlah hati kami sehingga selalu terpaut kepada-Mu dan menangis
karena-Mu.
No comments:
Post a Comment