13 Jul 2017

Penyimpangan Kaum Sufi


1. Penyimpangan Aqidah

Kita akan tetap berada dalam jalur yang benar selama kita berpegang teguh kepada al-quran dan as-Sunnah. Dengan keduanya, hati kita menjadi bersih dari keyakinan-keyakinan dan faham yang menyimpang. Sebagaimana difirmankan oleh Allah swt,

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْأَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُالْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Ali ‘Imran: 164).

Akan tetapi, orang-orang yang cenderung terhadap hawa nafsu, kemudian mencampakan al-Quran dan as-Sunnah lebih memilih jalan yang sesuai dengan keinginan dan persangkaannya.

Dan mencampur adukan ajaran tauhid dengan ajaran filsafat-filsafat yang keluar dari manhaj islam. Salah satu contohnya adalah faham sesat kalangan sufi ekstrim.

Penyimpangan orang-orang tasawuf yang ekstrim adalah dengan adanya kepercayaan al-hulul. Yakni berkeyakinan bahwa Allah azza wa jalla bisa bertempat atau menitis dalam diri manusia.

Keyakinan ini diserukan oleh beberapa tokoh-tokoh ekstrem ahli Tasawuf, seperti Hasan bin Manshur Al Hallaj, yang karenanya para Ulama memfatwakan kafirnya orang ini dan dia harus dihukum mati, yang kemudian dia dibunuh dan disalib karena penyimpangannya tersebut pada tahun 309 Hijriyah.

Menurut al-halaj dan orang-orang yang sefaham dengannya, beranggapan bahwa Allah memiliki dua tabiat, yaitu tabiat ketuhanan (al-lahut) dan tabiat atau unsur kemanusiaan atau kemakhlukan, yang kemudian al-lahut menitis ke dalam an-Nasut. Maka ruh manusia adalah elemen dari Tuhan sementara jasadnya adalah makhluk. Maha suci Allah dari apa yang mereka sangkakan.

Selain faham alhulul, ada juga yang disebut faham Wihdatul Wujud, keyakinan bahwa semua yang ada pada hakikatnya adalah satu. Segala sesuatu di alam semesta pada hakikatnya merupakan penampakan atau perwujudan dari Zat Allah. Dedengkot sekte ini adalah Ibnu Arabi al-Hatimi.

Sehingga tak heran jika faham ini membenarkan keyakinan orang-orang kafir yang menyembah berhala, karena menurut mereka, pada hakikatnya apa yang mereka sembah adalah perwujudan dari Tuhan.

Bahkan orang-orang tasawuf meyakini bahwa ketauhidan yang benar adalah ketika seseorang melihat hakikat alam semesta bahkan dirinya sendiri sebagai perwujudan dari zat Tuhan yang Esa atau biasa disebut al-fana fit tauhid (telah melebur ke dalam tauhid)

Maka jelaslah bagi kita semua bahwa ajaran Tasawuf adalah ajaran sesat yang menyimpang sangat jauh dari petunjuk Al Quran dan As Sunnah, yang dengan mengamalkan ajaran ini –na’udzu billah min dzalik– seseorang bukannya makin dekat kepada Allah ‘azza wa jalla, tapi malah semakin jauh dari-Nya, dan hatinya bukannya makin bersih, akan tetapi malah semakin kotor dan penuh noda. 

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment