13 Jul 2017

Gelapnya Kezaliman


Hakikat Kezaliman

Kezaliman adalah satu karakter tercela yang mendapat ancaman yang keras, baik di dalam al-Quran maupun Hadits Rasulullah saw,
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

اِتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ, وَ اتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ, وَ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَائَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: “Janganlah kalian berbuat zhalim, karena sesungguhnya kezaliman adalah Kegelapan di hari Kiamat. Dan janganlah kalian kikir (syuhh), karena sesungguhnya kekikiran menghancurkan orang sebelum kalian (umat terdahulu) dan menyeret mereka untuk (saling) menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan” (HR. Muslim)

Dalam Syarahnya pada kitab Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan bahwa kalimat ittaquzh zhulma fa innazh zhulma zhulummatun yawmal qiyaamah (janganlah kalian berbuat zhalim karena sesungguhnya kezaliman adalah Kegelapan di hari Kiamat), secara zhahirnya itu akan menjadi kegelapan bagi pelaku kezaliman dimana ia takkan mendapat petunjuk jalan di hari qiyamat. Zhulumat juga bisa bermakna asy syadaa`id (bencana, melapetaka). 

Dengan kalimat yang terakhir inilah para ulama menafsirkan firman Allah Ta’ala di dalam quran surat al-An’am ayat 63,

قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ البَرِّ وَ البَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَ خُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ (الأَنْعَام : 63)

Artinya: Katakanlah “siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari zhulumat (bencana) di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini  tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur” (QS. Al An’am : 63)

Maka, orang yang berbuat kezaliman akan dekat dengan malapetaka dan kesusahan. Lebih-lebih kesusahan di akhirat yang timbul akibat kezaliman yang dia perbuat selama di dunia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Zalim dimaknai sebagai perilaku bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, aniaya, dan berbuat sewenang-wenang.

Di dalam kitab Qawaid wal Fawa’id disebutkan bahwa yang dimaksud zalim ialah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Asal makna zhalim ialah bertindak lalim dan melampaui batas. Zhalim juga bermakna menyimpang dari tujuan.

Zalim atau Kezaliman adalah perkara yang sering menyertai kekuasaan. Kekuasaan di berbagai level. Mulai kekuasaan di institusi sosial, keluarga, hingga politik. Terlebih jika kekuasaan politik berada di tangan orang yang tak beriman. Ia akan memperlakukan hukum secara semena-mena. Hukum dijadikan alat untuk melindungi keserahakannya. Rakyat dikelabui dengan kezalimannya secara terselubung atau teranga-terangan dengan bertamengkan perundang-undangan yang ada. Itu ditambah lagi jika sistem hukum yang berlaku bukanlah lahir dari wahyu Sang Maha Adil, Allah Ta’ala.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment