Allah memiliki sifat al-adl yang berarti Allah Yang Maha Adil.
Allah menyukai keadilan dan menganjurkan untuk berbuat Adil. Maka, dengan
menjalankan hukum Allah dan mencampakan hukum hasil pemikiran manusia, keadilan
akan tegak. Karena hukum Allah bersumber dari Allah yang memiliki sifat Adil.
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. Annisa’ / 4 : 135)
Imam Ibnu Katsir berkata di dalam kitab tafsirnya,"
Allah memerintahkan kita agar menegakan keadilan, dan jangalah bergeming dari
keadilan itu barang sedikit pun, jangan pula mereka mundur dari menegakan
keadilan karena Allah, hanya karena celaan orang yang mencela, jangan pula
dipengaruhi oleh sesuatu yang membuatnya berpaling dari keadilan. hendaknya
saling membantu, bergotong royong, saling mendukung dan tolong menolong demi
keadilan."
“Janganlah sekali-kali hawa nafsu dan fanatisme serta risiko
dibenci orang lain memuat kalian meninggalkan keadilan dalam semua perkara dan
urusan kalian. bahkan tetaplah kalian pada keadilan dalam keadaan bagaimana pun
juga."
Dari pemaparan Ibnu katsir tersebut, kita hendaknya yakin
bahwa mustahil hukum Allah melenceng dari Keadilan. Disamping Allah sendiri
yang memerintahkan ummatnya untuk adil.
Beda dengan hukum manusia yang bisa dibeli, bisa
diselewengkan karena kepentingan dan asas yang saling menguntungkan. Hukum buatan
manusia penuh dengan kecacatan sehingga besar kemungkinan menyeleweng dari
konsep keadilan.
Bahkan di dalam al-Quran sendiri Allah memerintahkan kita
untuk bersikap Adil secara menyeluruh, termasuk bersikap adil terhadap orang
yang kita benci sekalipun.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” [Al Maa-idah 8]
Ibnu Katsir berkata di dalam tafsirnya," Amalkanlah
keadilan terhadap setiap orang, baik terhadap teman maupun musuh. karena sikap
adilmu lebih dekat terhadap ketakwaan.”
Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang bisa menerapkan
keadilan dalam kehidupan kita, bercermin dari sifat Allah yang Maha Adil. Dan tentunya
keadilan bisa sempurna di muka bumi dengan tegaknya Hukum Allah yang menaungi
semua umat manusia.
No comments:
Post a Comment