Ahlu Bid'ah : Kalian telah lancang menyerupakan Allah dengan makhluknya, dengan menetapkan sifat wajah, tangan, dan istiwa terhadap Allah.
Ahlu Sunnah : Tapi kami tidak menyerupakannya dengan makhluk. Tangan Allah tidak sama dengan tangan makhluk.
AB: Sifat tangan itu ada di makhluk, tidak pantas ada pada dzat Allah.
AS: Jadi setiap sifat yang ada pada makhluk tidak pantas kita sifatkan pada Allah. Kalau begitu, Allah tidak pantas disifati ar-Rahman, karena makhluk juga memiliki sifat kasih saying, dan sifat-sifat lainnya. Ajaran apa ini?
AB: [SKAK MAT!]
—-
AS: Apakah kamu percaya bahwa sifat iradah Allah sama dengan sifat Iradah manusia? Sifat Kemurahan Allah sama dengan kemurahan manusia?
AB : Jelas tidak! [berang]
AS: begitu juga kami, kami tidak pernah menyamakan tangan Allah sama dengan tangan makhluk, dan sebagainya.
AB: [DIAM SERIBU BAHASA]
—-
AS: kenyataannya, kalian menuduh kami menyerupakan Allah dengan makhluk, pada kenyataannya kalian sendiri yang melakukannya.
AB: enak saja ngomong, jelas-jelas kalian yang telah lancang menyerupakan Allah dengan makhluk dengan menetapkan sifat-sifat yang tidak pantas disandang Allah
AS: Analoginya gini. Contohnya ada orang yang belum melihat gajah, tapi dia sudah melihat ayam. Ketika seseorang menyatakan bahwa gajah itu memiliki kaki, tiba-tiba di pikiran kalian terbayang kaki gajah itu seperti kaki ayam. Karena kalian sudah melihat ayam sebelumnya.
Pun begitu, kalian menolak sebagian sifat-sifat Allah karena di pikiran kalian sudah berkelebat bayangan sifat Allah yang menyerupai makhluk. Naudzubillah…jadi siapa yang mutasyabih?
No comments:
Post a Comment