Kebahagiaan adalah milik orang-orang yang
tidak pernah terbelenggu penilaian dari makhluk. Cukuplah bagi kita penilaian
Allah Yang Maha Tahu dan Yang Maha Menyaksikan.
Biarlah Allah yang menilai sejauh mana usaha
kita, tidak perlu resah dan gundah gulana jika media tidak menyorot aktifitas
kita, tidak perlu risau dan sedih jika orang-orang di sekitar kita tidak
mempedulikan usaha kita. Tidak perlu merasa takut jika kita tidak memiliki
dukungan sama sekali.
Bekerjalah, karena Allah Melihat apa yang kita
kerjakan, dan pahala akan ada dan kekal di sisi-Nya. Sedangkan penilaian
manusia hanya sepintas lalu yang bisa hilang dan tenggelam.
Dalil. Al-quran
Lihat
ke Bawah, Jangan Lihat ke Atas
Banyak orang yang lebih menderita dari kita.
Jadi, janganlah kita berkeluh kesah atas takdir yang harus kita terima.
Jika jempol kita terkilir, masih ada orang
lain yang lebih menderita disebabkan musibah sehingga terpisah tangan dari
badannya. Jika kita mengeluh karena tidak punya sendal atau sepatu bagus, maka
lihatlah orang yang bukan sekedar tidak punya sendal, bahkan tidak punya kaki
sama sekali.
Jika kita mengeluh karena sakit mata, maka
lihatlah mereka yang tidak punya penglihatan sama sekali. Jika kita mengeluh
karena makanan yang disantap itu-itu saja, maka lihatlah saudara-saudara kita
di Somalia yang berhari-hari tidak makan.
Tapi bukan berarti hanya cukup melihat
fenomena tersebut, lalu kita bersyukur karena tidak semenderita orang-orang
tersebut.
Menafakuri hikmah dan penderitaan orang lain
adalah merenungkan penderitaan mereka dan mencurahkan rasa empati dan
memotivasi kita untuk bersabar sekaligus membantu orang-orang yang kesusahan
dibanding kita.
No comments:
Post a Comment