28 Apr 2017

Lupa Puasa

INI hari pertama puasa, tapi Husni dan Nandi bertekad untuk menyelesaikan puasa mereka tanpa bolong satu hari pun. Pada tahun yang lalu, Husni bolong puasa dua hari, sementara Nandi sepuluh hari. Tahun ini, Husni dan Nandi sepakat untuk tidak membatalkan puasa lagi.

“Lagi pula, kita sudah kelas tiga, kita sudah kuat puasa kata emak.”ujar Husni kepada Nandi pas satu hari sebelum bulan ramadhan tiba.

Nandi hanya mengangguk kecil. Tapi dia sebenarnya tidak yakin bisa berpuasa sebulan penuh. Tapi dia tidak ingin kalah dengan Husni.

Selama seminggu pertama bulan puasa, sekolah diliburkan. Husni dan Nandi tidak berencana bermain terlalu jauh seperti biasanya. Tidak ada rencana untuk mencari sarang burung atau mencari kayu bakar. Jadi, Husni dan Nandi berniat menghabiskan waktu libur dengan permainan yang ringan saja. Kalau bisa membantu emak dan bapak menjaga adik.

Hari pertama bulan puasa ini, Nandi mengajak Husni bermain di kebun kakeknya.

“Mau bermain apa?”Tanya Husni.

“Kita main kelereng. Bawa kelerengmu.”jawab Nandi. Ia merogoh saku celana pendeknya dan memperlihatkan satu bungkus plastic yang berisi belasan kelereng.

Husni berlari ke dalam rumah untuk mengambil kelerangnya. Dan tidak menunggu lama, dia sudah memawa kelerengnya yang dia simpan di dalam stoples kecil.

Mereka berlari-lari kecil menuju kebun kakek Sapri, kakeknya Nandi. Kebunnya sangat rimbun dan penuh dengan berbagai macam tanaman obat-obatan, sayuran dan pohon buah.

Di kebunnya ada lapangan yang biasa digunakan nandi dan teman-temannya bermain sepak bola selain di sawah. Jika belum musim panen, mereka bermain bola di kebun tersebut. Tapi jika musim panen padi sudah berlalu, mereka lebih suka bermain sepak bola di petak sawah yang sudah dituai padinya. Tempatnya lebih luas dan lapang untuk bermain bola sepuas-puasnya.

Setelah dua jam bermain, Nandi dan Husni beristirarahat di bawah pohon jambu air bol yang berbuah ranum.

“Nan, kita ngambil buah jambu bol yuuk. Kakek kamu nggak akan marah kan.”
“Nggak.”jawab Nandi.

Tampa menunggu lama, mereka segera memanjat pohon jambu air tersebut . kemudian memetik beberapa buah dan memakannya langsung di atas dahannya.

“Enak ya, makan jambu air sehabis main. Segar.”ujar Husni.
“Iya.”ujar Nandi pendek.

Husni sudah menghabiskan lima buah jambu air. Nandi bahkan memakan buah yang ketujuh ketika tiba-tiba Husni berteriak.”Ya Allah, aku lupa! Kita kan sedang puasa Nan!”

Nandi tersenyum lebar.”Aduh!! Iya ya. Kok bisa lupa ya.”timpalnya. padahal, semenjak mereka memanjat pohon pun, Nandi tidak lupa kalau mereka sedang puasa. Ini hari puasa. Hanya Nandi tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk makan jambu air sehabis bermain.

“Kok kita bisa lupa bareng ya.”ujar Nandi dengan senyumannya yang khas. Lagi-lagi giginya yang menghitam membuatnya lucu.

“Ya sudah, sudah tanggung batal puasa. Kita makan aja.”

“Hayu, di rumahku masih ada rendang sama kue kong guan sisa sahur tadi.”ajak Nandi antusias. Mereka turun dari pohon jambu , untuk makan.

***

Husni pulang ke rumah setelah seharian bermain bersama Nandi. Setelah makan tadi, dia dan Nandi bermain ke Bukit Cilutung untuk mencari buah cariang dan sarang burung. Bukan burung yang didapat, tapi malah menemukan satu sarang lebah madu. Nandi paling jago mengambil lebah madu dari sarangnya. Ia mengambil tiga keping sarang yang sarat dengan madu dari sarang lebah.

Mereka memakan satu keping madu saat itu juga. Lebihnya mereka bawa ke rumah. Satu untuk Nandi dan satu lagi untuk Husni.

“Bawa apa itu?”Tanya emak. Heran melihat Husni pulang dengan menjinjing plastic.

“Madu.”jawab Husni.” Tadi Husni dan Nandi mencari sarang lebah di bukit Cilutung. Alhamdulillah menemukan satu sarang yang banyak madunya.”

“Lho, enggak cape puasa-puasa naik bukit?”Tanya emak.

“Enggak mak, soalnya tadi Husni dan Nandi sudah batal puasa.”jawab Husni.” Tadi pas main di kebun kita makan jambu. Lupa kita lagi puasa. Ya sudah, kita makan saja. Nanggung sudah batal.”

Emak tersenyum.”Husni, kalau lupa itu tidak membatalkan puasa. Walaupun kamu makan sampai kenyang, kalau lupa puasa kamu tidak akan batal.”

“Yah…kalau tahu gitu, Husni nggak makan sama Nandi.”

“Itu juga tidak membatalkan puasa. Karena Husni dan Nandi tidak tahu kalau lupa itu tidak membatalkan puasa, akhirnya Husni makan. Nah, makan karena tidak tahu itu juga tidak membatalkan puasa.”

“Berarti puasa Husni masih tetap sah ya mak.”

Emak mengangguk.

Tiba-tiba In-In, adik Husni datang dengan berlari-lari kecil. Di tangannya terdapat satu plastic besar berisi irisan-irisan buah berwarna putih dan kuning.
“Apa itu In?”Tanya Emak.

“In-In dikasih manisan pala sama Bik Enak. Enak lo Mak.”seru In-In. dia menumpahkan manisan itu dipiring dan memakannya.

Husni hanya menatap manisan itu dengan tatapan penuh minat. Ia paling suka manisan pala. 

“Tunggu sampai maghrib ya Hus, puasamu kan tidak batal.”ujar emak sembari tersenyum lebar.

Husni mengangguk.

“Sisain buat Kang Husni ya In.”pinta emak kepada In-In.

In-in mengangguk dan mengunyah manisan pala sembari tersenyum kepada Husni. Menggoda kakaknya yang berpuasa.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment