“Lagi pula, kita sudah kelas
tiga, kita sudah kuat puasa kata emak.”ujar Husni kepada Nandi pas satu hari
sebelum bulan ramadhan tiba.
Nandi hanya mengangguk kecil. Tapi
dia sebenarnya tidak yakin bisa berpuasa sebulan penuh. Tapi dia tidak ingin
kalah dengan Husni.
Selama seminggu pertama bulan
puasa, sekolah diliburkan. Husni dan Nandi tidak berencana bermain terlalu jauh
seperti biasanya. Tidak ada rencana untuk mencari sarang burung atau mencari
kayu bakar. Jadi, Husni dan Nandi berniat menghabiskan waktu libur dengan
permainan yang ringan saja. Kalau bisa membantu emak dan bapak menjaga adik.
Hari pertama bulan puasa ini,
Nandi mengajak Husni bermain di kebun kakeknya.
“Mau bermain apa?”Tanya Husni.
“Kita main kelereng. Bawa kelerengmu.”jawab
Nandi. Ia merogoh saku celana pendeknya dan memperlihatkan satu bungkus plastic
yang berisi belasan kelereng.
Husni berlari ke dalam rumah
untuk mengambil kelerangnya. Dan tidak menunggu lama, dia sudah memawa
kelerengnya yang dia simpan di dalam stoples kecil.
Mereka berlari-lari kecil menuju
kebun kakek Sapri, kakeknya Nandi. Kebunnya sangat rimbun dan penuh dengan
berbagai macam tanaman obat-obatan, sayuran dan pohon buah.
Di kebunnya ada lapangan yang
biasa digunakan nandi dan teman-temannya bermain sepak bola selain di sawah. Jika
belum musim panen, mereka bermain bola di kebun tersebut. Tapi jika musim panen
padi sudah berlalu, mereka lebih suka bermain sepak bola di petak sawah yang
sudah dituai padinya. Tempatnya lebih luas dan lapang untuk bermain bola
sepuas-puasnya.
Setelah dua jam bermain, Nandi
dan Husni beristirarahat di bawah pohon jambu air bol yang berbuah ranum.
“Nan, kita ngambil buah jambu bol
yuuk. Kakek kamu nggak akan marah kan.”
“Nggak.”jawab Nandi.
Tampa menunggu lama, mereka segera
memanjat pohon jambu air tersebut . kemudian memetik beberapa buah dan
memakannya langsung di atas dahannya.
“Enak ya, makan jambu air sehabis
main. Segar.”ujar Husni.
“Iya.”ujar Nandi pendek.
Husni sudah menghabiskan lima
buah jambu air. Nandi bahkan memakan buah yang ketujuh ketika tiba-tiba Husni
berteriak.”Ya Allah, aku lupa! Kita kan sedang puasa Nan!”
Nandi tersenyum lebar.”Aduh!! Iya
ya. Kok bisa lupa ya.”timpalnya. padahal, semenjak mereka memanjat pohon pun,
Nandi tidak lupa kalau mereka sedang puasa. Ini hari puasa. Hanya Nandi tidak
mau menyia-nyiakan kesempatan untuk makan jambu air sehabis bermain.
“Kok kita bisa lupa bareng ya.”ujar
Nandi dengan senyumannya yang khas. Lagi-lagi giginya yang menghitam membuatnya
lucu.
“Ya sudah, sudah tanggung batal
puasa. Kita makan aja.”
“Hayu, di rumahku masih ada rendang
sama kue kong guan sisa sahur tadi.”ajak Nandi antusias. Mereka turun dari
pohon jambu , untuk makan.
***
Husni pulang ke rumah setelah seharian
bermain bersama Nandi. Setelah makan tadi, dia dan Nandi bermain ke Bukit
Cilutung untuk mencari buah cariang dan sarang burung. Bukan burung yang
didapat, tapi malah menemukan satu sarang lebah madu. Nandi paling jago
mengambil lebah madu dari sarangnya. Ia mengambil tiga keping sarang yang sarat
dengan madu dari sarang lebah.
Mereka memakan satu keping madu
saat itu juga. Lebihnya mereka bawa ke rumah. Satu untuk Nandi dan satu lagi
untuk Husni.
“Bawa apa itu?”Tanya emak. Heran melihat
Husni pulang dengan menjinjing plastic.
“Madu.”jawab Husni.” Tadi Husni
dan Nandi mencari sarang lebah di bukit Cilutung. Alhamdulillah menemukan satu
sarang yang banyak madunya.”
“Lho, enggak cape puasa-puasa
naik bukit?”Tanya emak.
“Enggak mak, soalnya tadi Husni
dan Nandi sudah batal puasa.”jawab Husni.” Tadi pas main di kebun kita makan
jambu. Lupa kita lagi puasa. Ya sudah, kita makan saja. Nanggung sudah batal.”
Emak tersenyum.”Husni, kalau lupa
itu tidak membatalkan puasa. Walaupun kamu makan sampai kenyang, kalau lupa
puasa kamu tidak akan batal.”
“Yah…kalau tahu gitu, Husni nggak
makan sama Nandi.”
“Itu juga tidak membatalkan
puasa. Karena Husni dan Nandi tidak tahu kalau lupa itu tidak membatalkan
puasa, akhirnya Husni makan. Nah, makan karena tidak tahu itu juga tidak
membatalkan puasa.”
“Berarti puasa Husni masih tetap
sah ya mak.”
Emak mengangguk.
Tiba-tiba In-In, adik Husni
datang dengan berlari-lari kecil. Di tangannya terdapat satu plastic besar
berisi irisan-irisan buah berwarna putih dan kuning.
“Apa itu In?”Tanya Emak.
“In-In dikasih manisan pala sama
Bik Enak. Enak lo Mak.”seru In-In. dia menumpahkan manisan itu dipiring dan
memakannya.
Husni hanya menatap manisan itu
dengan tatapan penuh minat. Ia paling suka manisan pala.
“Tunggu sampai maghrib ya Hus,
puasamu kan tidak batal.”ujar emak sembari tersenyum lebar.
Husni mengangguk.
“Sisain buat Kang Husni ya In.”pinta
emak kepada In-In.
In-in mengangguk dan mengunyah
manisan pala sembari tersenyum kepada Husni. Menggoda kakaknya yang berpuasa.
No comments:
Post a Comment