Setiap muslim itu ternyata memiliki derajat yang berbeda di sisi Alloh. Apa yang menyebabkan derajat yang berbeda-beda di sisi Alloh? Apakah ilmu yang dia punya? Atau harta yang dia bawa? Kedudukan dan jabatan yang disandang? Atau amal yang dia kerjakan?
Jawabannya, posisi kita di hadapan Alloh bukan karena ilmu
yang kita punya, harta, kedudukan dan amal anggota badan. Lalu apa yang
membedakannya?
Jawabannya ada di dalam quran surat ali Imran ayat 163,
“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Alloh,
dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”
Dari ayat di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa yang
kita harus jadikan tujuan adalah ridho Alloh atau kedudukan di hadapan Alloh,
bukan kedudukan di hadapan manusia. Tentunya kita tidak ingin menjual ridho
Alloh dan menukarnya dengan ridho manusia yang lain.
Karena ingin memperoleh kedudukan di sisi Alloh, ada manusia
yang rela di hina dan menderita karena kezaliman dan ketidak ridhoan manusia
yang lain. Contohnya asiyah istri fir’aun. Dia rela disiksa bahkan dibunuh demi
cinta dan ridho Alloh.
Di akhir ayat Alloh berfirman,”Alloh Maha Melihat apa yang
mereka kerjakan,”. Ini berarti, Alloh melihat bukan hanya amal lahiriyahnya
saja, akan tetapi, Alloh juga menilai amalan hati, bahkan amalan hati yang
menjadi baik dan buruknya amalan kita. Boleh jadi sholatnya, puasa dan hajinya
sama, tetapi nilai pahala dan kedudukan di sisi Alloh berbeda, ada yang
pahalanya sempurna, ada yang setengah, bahkan ada yang amalannya tidak
diterima.
Alloh menilai amalan kita dari niat, kadar keimanan, kekhusyu’an
dan keikhlasan. Maka perhatikanlah hati kita sebelum beramal. Supaya tidak
menyesal di kemudian.
Semoga kita memperoleh derajat tinggi di sisi Alloh. Amiin.
No comments:
Post a Comment