Pendengar yang dirahmati Allah
/ hidup zuhud adalah hidup yang dicontohkan oleh Rasulullah
/ para sahabat/
tabi’in dan tabiut tabi’in/ yang mana dengan mengetahui hal itu kita sudah
sepantasnya mencontoh kehidupan mereka//
Pendengar/ Ada sebagian
orang yang berpendapat bahwa yang yang dimaksud dengan zuhud adalah melakukan
ibadah secara terus menerus// selain itu ada juga yang beranggapan bahwa zuhud
itu adalah meninggalkan kehidupan dunia secara total// mereka beranggapan bukan
orang yang zuhud orang yang masih melakukan bisnis dan pekerjaan// bukan orang
yang zuhud orang yang mengenakan pakaian yang wangi dan bagus// benarkah
demikian?//
Padahal pendengar/ yang dimaksud dengan zuhud adalah meninggalkan ketamakan dalam urusan dunia
yang menyebabkan ia lupa dalam ketaatan kepada Allah
/ Dengan kesibukannya
terhadap dunia ia lengah untuk mencari bekal hidup di akhirat nanti//
Maka, jika kita mampu melakukan bisnis di jalan yang halal
sekaligus melakukan ketaatan dengan harta yang kita peroleh kenapa tidak?//
jika kita bekerja untuk menafkahi keluarga dan anak-anak kita/ menyantuni
saudara dan kedua orang tua kita/ kenapa tidak?// Namun yang menjadi catatan/
jangan sampai kita terlena dengan dunia yang terpampang di hadapan kita// Maka
sudah seharusnya kita selalu mempertebal keimanan dan ketakwaan di dalamnya//
Nabi
pernah bersabda kepada salah seorang sahabat yang
datang kepada beliau/ Sahabat itu meminta kepada beliau untuk memberi tahu satu
amalan yang dengan mengamalkannya bisa mendapatkan cinta dari Allah
sekaligus cinta dari manusia// Lalu apa jawab
Rasulullah
? Beliau mengatakan/
اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا
، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاسُ
Yang artinya/ Zuhudlah terhadap dunia/ niscaya engkau
dicintai Allah/ dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia/ niscaya engkau
dicintai manusia//”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah di dalam
Kitab sunannya//
Kalau ini dilakukan/
pasti Allah mencintai kita// Selain zuhud sebagaimana pengertian yang
kita simak tadi/ hendaknya kita tidak
berhasrat memiliki apa yang tidak kita punya/ sehingga timbul hasrat ingin merebut
yang bukan hak kita itu// Boleh saja
kita ingin mempunyai yang seperti milik orang lain/ tetapi carilah yang lain
dan jangan yang sudah menjadi milik orang lain itu dirampas// Inilah yang diartikan zuhud dengan apa yang
ada pada manusia atau orang lain//
Kalau hal ini kita sadari/ maka tak ada seorang pun yang
membenci kita/ tak akan ada juga orang yang merasa terancam dengan kehadiran
kita// Kita tentu disukai sebab kita pandai bergaul dan menghormati milik
orang// Demikianlah dua pengertian zuhud dalam Islam// Maka apabila diartikan lebih dari ini/ jika
kita beranggapan bahwa zuhud itu harus hidup layaknya pertapa atau biksu yang
tidak mengenal dunia/ maka teranglah bahwa itu bukan berasal dari ajaran Allah
dan RasulNya/ tetapi
buat-buatan manusia biasa atau mungkin penjiplakan dari agama lain atau dari
ilmu yang tidak diridhai oleh Allah semacam klenik dan sebagainya//
Lihatlah sejarah
Rasulullah
/ Beliau adalah sezuhud-zuhudnya manusia di
dunia ini/ tetapi beliau
pula yang bersabda/
"Badanmu itu wajib kamu penuhi haknya//" Jadi makan minumnya/
pakaiannya/ kesenangannya dan lain-lain yang tidak menyebabkan zuhud kita
cacat// karena semua itu adalah kebutuhan tubuh kita yang tidak mungkin akan kita
tinggalkan//
Beliau
juga tidur dan
beristirahat/menikah/bersenda-gurau/ berkumpul dengan keluarganya dan lain-lain
lagi //
Pendengar yang dirahmati Allah
/ mari kita simak hadits selanjutnya yang berkenaan dengan
sifat zuhud tersebut// Diterima dari Abu Sa’id Al-Khudri
bahwa Rasulullah
pernah bersabda//
إِنَّ الدُّنْيَا
حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ،
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ
كَانَتْ فِي النِّسَاء
Yang artinya/
Sesungguhnya dunia ini manis dan indah//
Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk
mengelola apa yang ada di dalamnya/ lalu
Dia melihat bagaimana kalian berbuat//
Oleh karena itu/ berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita/ karena
fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita//
Hadits ini shahih dan Diriwayatkan oleh Imam Muslim //
Hadits ini memberi kabar kepada kita bagaimana sifat dunia
itu// Sebagaimana kita ketahui/ banyak orang yang melakukan segala cara dan
daya untuk mendapatkan harta dunia// Mereka tidak peduli dengan status harta
yang mereka dapatkan// Apakah harta itu harta yang halal/ syubhat/ atau haram//
Dengan kenyataan itu/ benarlah apa yang disabdakan oleh
Rasulullah
bahwa dunia itu manis
dan indah// Dan Allah menguasakan dunia
kepada kita semua// Tapi pendengar sekalian/ Allah tetap akan melihat apa dan
bagaimana cara kita dalam mendapatkan dan menggunakan harta yang diamanahkan
kepada kita//
Berangkat dari hal tersebut/ Rasulullah mewanti-wanti kita
semua untuk berhati-hati terhadap dunia dan segala perhiasannya termasuk
wanita//
Mengenai hal ini/ Allah
telah berfirman di
dalam Quran surat Ali Imran ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ
حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ
مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap
apa yang diinginkan/ berupa perempuan-perempuan/ anak-anak/ harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak/ kuda pilihan/ hewan ternak dan sawah
ladang// Itulah kesenangan hidup di dunia/ dan di sisi Allâh-lah tempat kembali
yang baik//
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman di dalam quran surat
al-Kahfi ayat 7 yang berbunyi//
إِنَّا جَعَلْنَا
مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Yang artinya/Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada
di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka/ siapakah di
antaranya yang terbaik perbuatannya//
Pendengar yang berbahagia/ harus kita sadari bahwa semua
kenikmatan dan kesenangan dunia adalah ujian dari Allah
/ Allah
akan
memperhitungkannya kelak di hari kiamat// Jika kita hidup di dunia dengan
cita-cita akhirat/ kemudian menjadikan dunia yang ada di genggaman kita sebagai
sarana untuk mendapatkan akhirat/ Insya Allah/ hidup kita akan dilimpahi
keberkahan dan kita akan memanen apa yang kita inginkan di akhirat kelak//
Sebaliknya pendengar/ jika hidup kita hanya berorientasi
dunia saja/ tidak pernah memikirkan kehidupan setelah dunia atau akhirat//
Kemudian kita membelanjakan atau menggunakan harta-harta kita untuk kesenangan
kita/ kita tidak pernah menginvestasikan atau menyisakan harta kita untuk
akhirat/ maka kita hanya mendapatkan kelelahan// memang benar/ kita mendapatkan
kesenangan dan kebahagiaan/ tapi kesenangan dan kebahagiaan itu adalah
kesenangan semu// Hidup kita merasa sempit karena terjajah oleh harta kita
sendiri// sementara keberkahan menjauhi harta kita// yang lebih sengsara lagi/
kita tidak mendapatkan bagian apa-apa di akhirat nanti//
Pendengar yang berbahagia/ semoga dengan paparan tadi/ kita
semakin giat dalam beribadah sekaligus selalu memperhatikan kehidupan dunia
kita// Sudahkah kita mendapatkan harta kita dengan jalan yang benar?/ sudahkan
kita menyisihkan sebagian harta yang kita dapatkan untuk kemaslahatan akhirat
kita?/ kemudian pertanyaan yang paling penting/ dimanakah kita menyimpan rasa
cinta kita? Apakah rasa cinta terhadap dunia melebihi cinta kita pada Allah
?//
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di rubrik syarah hadits
edisi mendatang//

No comments:
Post a Comment