Janna adalah
seorang muslimah metropolitan yang berkarir sebagai seorang sutradara kawakan.
Pekerjaannya sebagai sutradara tidak serta merta menjadikannya menjadi muslimah
yang lupa jati diri. Ia tetap menjaga batasan-batasan yang sepatutnya ia
pertahankan.
Janna merasa
enjoy dengan pekerjaanya hingga ia tak pernah memikirkan tentang kehidupan
cintanya. Bukan berarti ia tidak pernah jatuh cinta atau menganggap remeh
kehidupan rumah tangga. Tapi janna merasa bahwa ia masih ingin fokus dengan
pekerjaannya sebagai sutradara muslim yang berdedikasi.
Tapi sifat
egosentrisnya mulai luntur ketika ia bertemu dengan atif khan. Seorang aktor
sekaligus penyanyi muslim asal pakistan. Awal pertemuannya adalah ketika ia
mengerjakan projek film muslim dengan latar kultur muslim di india. Dan pihak
produsernya berharap atif yang menjadi pemeran utama dari film tersebut.
Janna merasa atif
dan kepribadiannya cocok untuk menjadi pemeran utama. Berbulan lamanya ia
berinteraksi dengan atif hingga tanpa dia duga, suatu hari atif menyatakan
perasaannya. Janna hanya menganggapnya sebuah efek dari pertemuan yang intens
dan hal itu akan hilang dengan sendirinya.
Tapi rupanya atif
tidak main-main dengan perasaannya. Tanpa diduga, atif datang kepada orang tua
janna dan melamarnya. Tentu saja kedua orang tua janna menyetujuinya. Mengingat
mereka tahu siapa lelaki yang datang ke rumah mereka.
Janna tidak bisa
mengelak sekaligus ia tidak bisa membohongi perasaanya. Setelah proyek
pembuatan film selesai ia dan atif menikah di pakistan dengan perhelatan yang
meriah. Mengundang perhatian dunia entertaiment dan awak redaksi nasional.
Janna bertekad
untuk berdedikasi terhadap kehidupan rumah tangganya. Ia tidak sepenuhnya
melepaskan diri dari balik layar film. Tapi ia mulai membatasi aktifitasnya di
dunia tersebut. Beberapa proyek pembuatan film ia tinggalkan demi rumah
tangganya. Demi atif suaminya, meski atif tidak pernah membatasi kehidupannya.
Tapi janna tahu diri sebagai seorang istri.
Tapi rupanya apa
yang selama ini janna harapkan dari pernikahan tak pernah ia dapatkan. atif
selalu sibuk dengan jadwal tour promosi albumnya. Ia terlalu sibuk dengan
fansnya. Selain hal itu, atif juga sibuk dengan jadwal shutingnya dalam film
serial di india. Diam-diam janna merasa kecewa. Harapannya kandas. Tapi hatinya
ia paksa untuk berlapang dada. Ini resiko sebagai istri seorang actor sekaligus
penyanyi.
Janna berhenti
total dari dunia perfilman demi idealisme yang ia pegang. Tak lama setelah
menikah ia mendapat pencerahan keislaman dari sepupunya. Lambat tapi pasti,
janna mulai mendalami islam dan mulai mengenakan hijab lebar. Bahkan sempat
memakai niqab. Tapi sayangnya atif tidak menyetujuinya.
Waktu terus
bergulir dan janna berharap bisa mengajak suaminya ke arah yang lebih baik. Ia
tahu suaminya perlu berhijrah, walau tanpa harus meninggalkan dunianya.
Setidaknya atif bisa selektif dalam bermain di film atau hanya mengeluarkan
album religi saja.
Suatu waktu,
tanpa janna harapkan, atif bermain di sebuah film yang mengharuskan atif bermain
mesra dengan lawan main wanitanya. Dan tanya pernah mendiskusikan dengan janna,
atif menerima tawaran itu. Janna tahu hal itu ketika film itu telah beredar.
Disinilah awal
mula prahara rumah tangganya dimulai. Janna tidak terima dan merasa terhina dengan
melihat kemesraan atif yang diputar di bioskop-bioskop tanpa malu. Ia merasa
dikhianati. Ia menggugat cerai di pengadilan. Saat itu ia tengah hamil tua.
Atif tidak
menghendaki perceraian dan ia berjanji untuk tidak mengulanginya. Nasi telah
menjadi bubur. Keputusan janna sudah bulat. Rasa cinta yang sempat berssemayam
sudah pergi entah kemana. Ia tidak peduli dengan kondisinya yang sedang hamil.
Setelah peristiwa
perceraian yang tak luput dari ekspos media, atif merasa depresi. Pun dengan
janna. Jiwanya merasa tertekan. Tapi ia berusaha kuat menjalaninya. Ia pun
kembali ke rumah orang tuanya di pinggiran pakistan. Ia berusaha melupakan
semua yang pernah ia jalani.
Beberapa bulan
kemudian datang sara, adik atif ke desa dimana janna tinggal. Sara mengabarkan
bahwa atif sakit keras. Ia ingin janna datang dengan membawa anaknya yang masih
kecil. Janna bersikeras tak mau datang.
Sara berusaha
meyakinkannya tapi janna tetap bersikeras tak mau datang. Tapi kedua orang
tuanya berharap janna bisa datang. Setidaknya atif bisa melihat anaknya yang
masih bayi. Akhirnya janna kembali ke punjab menemui atif.
Atif terkena
penyakit kanker. Ia hanya bisa menangis haru ketika ia melihat janna dan
bayinya datang. Vonis dokter mengatakan bahwa kemungkinan umur atif hanya dua
bulan lamanya jika melihat efek dari kanker yang menyebar hingga paru dan
hatinya.
Janna merasa iba
dengan kondisi mantan suaminya. Bagaimana pun juga ia masih punya nurani. Atif meminta maaf di hadapannya dan ia
meminta kesempatan untuk mendekap bayi kecilnya. Atif berpesan untuk menjaga
bayinya dan mencari ayah yang bisa menjadi figur untuk anaknya.
Tiba-tiba saja
rasa cinta yang dulu pernah ada kembali bertahta di hati janna. Justru ia ingin
bahwa atiflah yang akan selalu menemani anaknya hingga dewasa nanti. Sungguh,
ia ingin atif kembali dalam hidupnya. Hal itu tak pernah ia ungkapkan selain
bisikan hatinya saja. Tak putus ia berdoa demi kesembuhan atif.
Entah dari mana
keajaiban itu datang, vonis dokter ternyata melesat. Atif ternyata berangsur pulih
setelah menjalani beberapa kali terapi. Entah karena doa janna atau karena hal
lain, atif merasa kepulihannya karena beban merasa bersalah yang selama ini ia
tanggung menjadi hilang setelah ia bertemu janna dan anaknya.
Setelah pulih,
atif mendatangi janna dan mengkatakan harapannya untuk bisa membangun kehidupan
bersama kembali. Kebahagiaan yang sempat tertunda.
No comments:
Post a Comment