14 Oct 2016

ABADILAH CINTA

Janna adalah seorang muslimah metropolitan yang berkarir sebagai seorang sutradara kawakan. Pekerjaannya sebagai sutradara tidak serta merta menjadikannya menjadi muslimah yang lupa jati diri. Ia tetap menjaga batasan-batasan yang sepatutnya ia pertahankan.

Janna merasa enjoy dengan pekerjaanya hingga ia tak pernah memikirkan tentang kehidupan cintanya. Bukan berarti ia tidak pernah jatuh cinta atau menganggap remeh kehidupan rumah tangga. Tapi janna merasa bahwa ia masih ingin fokus dengan pekerjaannya sebagai sutradara muslim yang berdedikasi.
Tapi sifat egosentrisnya mulai luntur ketika ia bertemu dengan atif khan. Seorang aktor sekaligus penyanyi muslim asal pakistan. Awal pertemuannya adalah ketika ia mengerjakan projek film muslim dengan latar kultur muslim di india. Dan pihak produsernya berharap atif yang menjadi pemeran utama dari film tersebut.

Janna merasa atif dan kepribadiannya cocok untuk menjadi pemeran utama. Berbulan lamanya ia berinteraksi dengan atif hingga tanpa dia duga, suatu hari atif menyatakan perasaannya. Janna hanya menganggapnya sebuah efek dari pertemuan yang intens dan hal itu akan hilang dengan sendirinya.
Tapi rupanya atif tidak main-main dengan perasaannya. Tanpa diduga, atif datang kepada orang tua janna dan melamarnya. Tentu saja kedua orang tua janna menyetujuinya. Mengingat mereka tahu siapa lelaki yang datang ke rumah mereka.

Janna tidak bisa mengelak sekaligus ia tidak bisa membohongi perasaanya. Setelah proyek pembuatan film selesai ia dan atif menikah di pakistan dengan perhelatan yang meriah. Mengundang perhatian dunia entertaiment dan awak redaksi nasional.

Janna bertekad untuk berdedikasi terhadap kehidupan rumah tangganya. Ia tidak sepenuhnya melepaskan diri dari balik layar film. Tapi ia mulai membatasi aktifitasnya di dunia tersebut. Beberapa proyek pembuatan film ia tinggalkan demi rumah tangganya. Demi atif suaminya, meski atif tidak pernah membatasi kehidupannya. Tapi janna tahu diri sebagai seorang istri.

Tapi rupanya apa yang selama ini janna harapkan dari pernikahan tak pernah ia dapatkan. atif selalu sibuk dengan jadwal tour promosi albumnya. Ia terlalu sibuk dengan fansnya. Selain hal itu, atif juga sibuk dengan jadwal shutingnya dalam film serial di india. Diam-diam janna merasa kecewa. Harapannya kandas. Tapi hatinya ia paksa untuk berlapang dada. Ini resiko sebagai istri seorang actor sekaligus penyanyi.

Janna berhenti total dari dunia perfilman demi idealisme yang ia pegang. Tak lama setelah menikah ia mendapat pencerahan keislaman dari sepupunya. Lambat tapi pasti, janna mulai mendalami islam dan mulai mengenakan hijab lebar. Bahkan sempat memakai niqab. Tapi sayangnya atif tidak menyetujuinya.

Waktu terus bergulir dan janna berharap bisa mengajak suaminya ke arah yang lebih baik. Ia tahu suaminya perlu berhijrah, walau tanpa harus meninggalkan dunianya. Setidaknya atif bisa selektif dalam bermain di film atau hanya mengeluarkan album religi saja.
Suatu waktu, tanpa janna harapkan, atif bermain di sebuah film yang mengharuskan atif bermain mesra dengan lawan main wanitanya. Dan tanya pernah mendiskusikan dengan janna, atif menerima tawaran itu. Janna tahu hal itu ketika film itu telah beredar.

Disinilah awal mula prahara rumah tangganya dimulai. Janna tidak terima dan merasa terhina dengan melihat kemesraan atif yang diputar di bioskop-bioskop tanpa malu. Ia merasa dikhianati. Ia menggugat cerai di pengadilan. Saat itu ia tengah hamil tua.
Atif tidak menghendaki perceraian dan ia berjanji untuk tidak mengulanginya. Nasi telah menjadi bubur. Keputusan janna sudah bulat. Rasa cinta yang sempat berssemayam sudah pergi entah kemana. Ia tidak peduli dengan kondisinya yang sedang hamil.

Setelah peristiwa perceraian yang tak luput dari ekspos media, atif merasa depresi. Pun dengan janna. Jiwanya merasa tertekan. Tapi ia berusaha kuat menjalaninya. Ia pun kembali ke rumah orang tuanya di pinggiran pakistan. Ia berusaha melupakan semua yang pernah ia jalani.
Beberapa bulan kemudian datang sara, adik atif ke desa dimana janna tinggal. Sara mengabarkan bahwa atif sakit keras. Ia ingin janna datang dengan membawa anaknya yang masih kecil. Janna bersikeras tak mau datang.

Sara berusaha meyakinkannya tapi janna tetap bersikeras tak mau datang. Tapi kedua orang tuanya berharap janna bisa datang. Setidaknya atif bisa melihat anaknya yang masih bayi. Akhirnya janna kembali ke punjab menemui atif.

Atif terkena penyakit kanker. Ia hanya bisa menangis haru ketika ia melihat janna dan bayinya datang. Vonis dokter mengatakan bahwa kemungkinan umur atif hanya dua bulan lamanya jika melihat efek dari kanker yang menyebar hingga paru dan hatinya.

Janna merasa iba dengan kondisi mantan suaminya. Bagaimana pun juga ia masih punya nurani.  Atif meminta maaf di hadapannya dan ia meminta kesempatan untuk mendekap bayi kecilnya. Atif berpesan untuk menjaga bayinya dan mencari ayah yang bisa menjadi figur untuk anaknya.
Tiba-tiba saja rasa cinta yang dulu pernah ada kembali bertahta di hati janna. Justru ia ingin bahwa atiflah yang akan selalu menemani anaknya hingga dewasa nanti. Sungguh, ia ingin atif kembali dalam hidupnya. Hal itu tak pernah ia ungkapkan selain bisikan hatinya saja. Tak putus ia berdoa demi kesembuhan atif.

Entah dari mana keajaiban itu datang, vonis dokter ternyata melesat. Atif ternyata berangsur pulih setelah menjalani beberapa kali terapi. Entah karena doa janna atau karena hal lain, atif merasa kepulihannya karena beban merasa bersalah yang selama ini ia tanggung menjadi hilang setelah ia bertemu janna dan anaknya.

Setelah pulih, atif mendatangi janna dan mengkatakan harapannya untuk bisa membangun kehidupan bersama kembali. Kebahagiaan yang sempat tertunda.



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment