27 May 2016

Dikejar Sapi Bunting

Hari ini hari minggu. Hari dimana film-film kartun ditayangkan dari pagi hingga siang hari. Kemudian sore harinya ada film kartun lagi di stasiun TV yang berbeda. Setiap hari minggu tiba, husni sarapan pagi-pagi sekali dan segera berlari ke rumah nenek supinah bersama teh obar kakak perempuannya. Di rumah nenek supinah biasanya sudah menunggu nandi, dede dan supar di depan televise hitam putih 21 inci.

Dan hari ini juga husni sudah bersiap-siap untuk menonton shincan dan doraaemon di indosiar. Emaknya yang sudah tahu kebiasaan anak pertamanya itu hanya tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat husni makan layaknya sapi yang kelaparan.

“makan jangan terburu-buru. Nanti tersedak.”emaknya mengingatkan.”tadi pasti lupa baca doa ya.”

“baca kok.”protes husni dengan mulut penuh nasi.

“nanti kalau mau nonton TV ajak ripky ya. Emak mau menyiangi bawang kuncai di huma.”ujar emaknya sembari menyuapi adik keduanya.

“teh obar mana mak?”Tanya husni ketika ia menyadari bahwa adik pertamanya tidak bersama mereka.

“tadi ikut bapak ke salurang irigasi.”jawab emak.

Husni menyudahi makannya. Sementara emak mendandani ripki. Setelah selesai, emak mengambil akeupan dan topi caping dari teras depan.
“jaga ripki baik-baik husni.”ujar emak dan berlalu dari hadapan husni. Husni segera menghampiri adiknya dan menggendongnya.”nanti jangan rewel ya. Ikut nonton sama aang.”

Ripki hanya bergumam kecil dan mempermainkan rambut husni. Setelah mengunci pintu memakai palang kayu, husni bergegas menuju rumah nek supinah. Sebelum sampai ker rumah nenek supinah, husni melintas dekat kandang sapi pak sukri yang hanya dibatasi dengan kayu jati yang dipancangkan. Ripki tampak senang melihat sapi-sapi tersebut. “emooh….emoh…”ujarnya sembari menunjuk-nunjuk seekor sapi bunting berwana kemerahan.

Husni tersenyum melihat tingkah adiknya. Demi menyenangkan ripki, husni menghampiri sapi yang ditunjuk adiknya. Tangannya melambaik-lambai sapi.
Sapi tersebut berhenti dari mengunyah rumput ketika husni datang. Sapi itu mendengus keras seakan tidak sudi diganggu. Tampa terduga, kaki belakangnya menendang-nendang kandang hingga beberapa pancang kayu roboh.

Husni ketakutan dan lari secepat yang ia bisa. Sapi itu mengejarnya dengan dengusan dan lenguhan yang sangat keras.

Gawat! Sapi itu tidak berhenti mengejarnya. Sementara husni sempoyongan menggendong adiknya yang tertawa-tawa. Dia kira husni dan sapi sedang main kejar-kejaran atau kucing-kucingan.

Sapi itu semakin dekat jaraknya, sementara husni semakin ketakutan. Ia pernah mendengar cerita teman-temannya yang diseruduk sapi. Kata temannya, diseruduk sapi itu sangat menyakitkan. Bahkan bisa menyebabkan tulang punggung patah karena ditanduk. Atau bisa saja terluka karena diinjak sapi.

Husni mulai menangis panic. Dua meter di samping kirinya ada kolam ikan. Husni piker, sapi tidak mungkin bisa berenang dan mengejarnya sampai kolam. Akhirnya dengan memberanikan diri husni menceburkan diri ke dalam kolam. Adiknya masih tertawa senang. untungnya kolam itu tidak terlalu dalam.

Sapi bunting itu berhenti mengejar dan mendengus kesal di pinggir kolam. Beberapa detik kemudian berlalu kembali ke kandang.

Husni berdiri di kolam dengan kesal.”ini gara-gara adik sih. Pakai nunjuk-nunjuk sapi segala.”gerutunya sembari menatap adiknya yang tersenyum gembira.
Maka hari itu husni harus rela ketinggalan serial film kartun sincan di jam pertama karena harus kembali pulang mengganti baju yang kuyup oleh air dan lumpur kolam. Tentunya ia pulang dengan menghindari kandang sapi pak sukri. Takut sapi itu masih marah dan mengenalinya. Tak apalah, masih ada film doraemon dan P-man di jam delapan siang. Toh ia bisa menanyakan bagaimana cerita filmnya ke nandi dan dede nanti.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment