SELAMA ini kita terkagum-kagum dengan pemikiran para ahli
filsafat dan teori-teori pemikir barat. Kita beranggapan bahwa hanya pemikir
baratlah yang memang layak untuk dijadikan rujukan dalam berbagai keahlian yang
beraneka macam. Hujah dari semua itu adalah karena memandang dunia barat yang
lebih maju daripada dunia timur. Dan kemajuan itu lebih kentara dalam dunia
pemikiran dan teknologi.
Kita tidak mengingkari sumbangsih para ahli barat terhadap
pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dan kita juga tidak sedang
mengajak untuk menjauhi karya-karya mereka. Terlepas dari semua itu, kita juga
sudah seharusnya menyadari bahwa kita juga memilki sejarah kejayaan yang patut
kita tiru dan kita banggakan. Kita tidak boleh begitu saja mencampakan sejarah
kita pada tong sampah peradaban masa lalu. Lalu menutup mata dan berpura-pura tidak tahu. Padahal apa yang
kita campakan itu adalah warisan yang paling berharga dan mahal untuk diukur
dengan hal apa pun.
Allah swt. Telah mengutus seorang rasul di tengah kondisi
kebodohan dan khurafat yang meraja lela. Mengubah sendi- sendi peradaban yang
kelam menuju peradaban yang beradab.
Allah Swt. Telah menyatakan dalam kitab-Nya bahwa rasul yang
ia utus adalah seorang muallim (guru).
“dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (as-sunnah).
Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS.
Al-jumu’ah:2)
Pernyataan yang sama juga bisa dilihat dalam qur’an Ali
Imran:164, al-Baqarah: 151.
Maka, apa salahnya kita memulai menelaah bagaimana metode
rasulullah dalam menyampaikan risalah Allah? Bagaimana strategi pengajaran
rasulullah kepada umatnya? Setidaknya kita bisa belajar dari strategi
rasulullah saw dalam menyampaikan risalah yang ia emban.
Disini kita akan memaparkan kembali strategi pengajaran
rasulullah yang disadur dari buku,” Menjadi Guru yang Sukses dan Berpengaruh
karya DR. Muhammad Abdullah Ad-Duweiys.
a.
Memicu dorongan belajar
1.
Penjelasan tentang keutamaan ilmu dan mencari
ilmu.
Dalam haditsnya yang mulia rasulullah sering memberi motivasi tentang
keutamaan mencari ilmu dan keutamaan orang yang mencari ilmu dan
mengamalkannya.
2.
Membuat murid merasa membutuhkan ilmu
b.
Menggunakan sarana penunjang
Rasulullah saw menggunakan berbagai macam
metode yang tepat sasaran dan efektif ketika menyampaikan risalahnya. Metode dakwah
rasulullah tidak monoton dan stagnan pada satu cara yang sama. Rasulullah tidak
hanya menyampaikan ayat-ayat allah di atas podium saja. Melainkan di berbagai
kesempatan dan keadaan dengan cara penyampaian yang sangat elegan dan mengena. Berikut
metode rasulullah dalam mentarbiyah para sahabatnya.
1.
Kadang-kadang dengan menggunakan isyarat seperti
sabdanya dalam salahsatu hadits yang menerangkan tentang keutamaan pemelihara
anak yatim,”saya dan penjamin anak yatim di surga adalah seperti ini.”beliau
mengisyaratkan telunjuk dan jari tengahnya dan sedikit merenggangkan antara
keduanya.[1]
Sabdanya yang lain,”fitnah dari arah ini.”dan beliau menunjuk ke arah
timur.[2]
2.
Kadang-kadang beliau membuat sebuah perumpamaan
atau cerita. Sebagaimana dalam sabdanya,”perumpamaan seseorang yang berpegang
teguh dengan batasan-batasan Allah dan orang yang melanggarnya, seperti suatu
kaum yang mengundi tempat duduk di sebuah kapal. Sebagian mendapat tempat di
atas dan sebagian di bawah. Orang-orang yang bertempat di bawah, jika mereka mengambil
air, maka mereka melewati orang-orang yang berada diatasnya. Mereka berkata,’kalau
kita membuat lubang disini untuk mengambil air, niscaya kita tidak mengganggu
orang-orang yang diatas. Jika keinginan mereka dibiarkan, niscaya seluruh
penumpang akan tenggelam, dan jika mereka melarang, niscaya mereka akan selamat
dan semua penumpang akan selamat.[3]
3.
Kadang-kadang beliau membuat gambar untuk
menerangkan maksud yang ia harapkan bisa ditangkap dengan jelas oleh para
pendengarnya. Beliau membuat garis persegi empat. Kemudian beliau membuat garis
panjang yang keluar dari kotak . memisahkan kotak persegi empat tersebut
menjadi dua, kemudian beliau membuat garis-garis pendek di salahsatu sisi kotak
persegi empat tersebut. Kemudian beliau bersabda,”ini adalah manusia, ini
adalah ajalnya yang mengelilinginya atau yang telah mengelilinginya. Garis panjang
di tengah yang keluar dan membelah ini adalah impiannya. Garis-garis pendek ini
adalah hal-hal yang bisa terjadi padanya. Jika dia selamat dari yang ini, maka
tidak dari yang itu.[4]
4.
Kadang-kadang beliau menceritakan kisah nyata
yang terjadi pada umat-umat terdahulu. Seperti kisah tiga orang lelaki yang
terjebak di gua dan bertawasul dengan amalan-amalan mereka. Dan masih banyak
kisah-kisah lainnya yang sejenis
5.
Kadang beliau menghubungkan suatu keterangan
yang masuk akal dengan gambaran yang nyata. Suatu ketika beliau melihat
rembulan di malam purnama, kemudian beliau bersabda,”sesungguhnya kalian akan
melihat tuhan kalian sebagaimana kalian melihat bulan rembulan ini, tidak
terhalangi sedikit pun. Maka jika kalian mampu menjaga salat sebelum terbit
matahari dan sebelum terbenam, maka lakukanlah.”
Kemudian
beliau membaca firman allah swt,”dan bertasbihlah dengan memuji tuhanmu sebelum
terbit matahari dan sebelum terbenamnya.”
No comments:
Post a Comment