27 Nov 2015

MERAYAKAN CINTA

Sani dan zaki dijodohkan orang tua mereka karena kekerabatan dan kepentingan bisnis. Padahal mereka tidak saling mencintai. Hasilnya bisa dibayangkan, mereka merasa rumah tangga mereka tidak akan pernah harmonis. Lagi pula, sebelumnya mereka punya pasangan idaman masing-masing.
Suatu hari sani diajak tetangganya yang salafi untuk menghadiri pengajian di komplek perumahan mereka. Awalnya sani enggan. Ia tidak terbiasa menghadiri pengajian. Tapi juga sani sungkan menolak karena tetangganya itu terlalu baik padanya.
Di pengajian sani merasa terenyuh dengan ceramah ustadzah tentang berbakti kepada suami dan keutamaanya. Setelah kajian usai, sani menghampiri ustadzah dan curhat prahara rumah tangganya.
Akhir-akhir ini zakni jarang pulang atau pulang larut malam, hingga ia diketahui selingkuh dari hapenya. Hingga suatu malam zanki terus terang bahwa ia tak ingin bertahan lebih lama lagi. Sani dan zaki terlibat pertengkaran hebat malam itu.
Sani teringat dengan nasihat ustadzahnya. Maka mulai saat itu ia bertekad untuk berubah dan mencoba menerima guratan takdirnya. Ia berusaha berhati lapang menerima zaki sebagai suaminya seutuhnya. Sani mengawali harinya dengan menyediakan sarapan pagi untuk suaminya. Padahal sebelumnya ia belum pernah menyiapkan sarapan untuk suaminya. Zaki selalu mengambil makannya sendiri. Pagi itu mereka makan bersama dengan canggung. Adapun zaki merasa cuek dengan perubahan sani. Kemudian sani menyetrika baju zaki dan menyemir sepatunya. Zaki heran tapi ia cuek dengan perubahan itu.
Lama-kelamaan zaki merasa heran dan bingung dengan perubahan drastis sani. Tapi ia merasa segan dan terlalu tinggi harga dirinya untuk membalas kebaikan sani. Ia tetap berkata ketus walau sani sudah merubah gaya bicaranya. Di hadapannya, zaki tetap beranggapan bahwa sani seorang perempuan yang menjengkelkan.
Di kantor, zaki tetap menjalin hubungan dengan sisi, sekretaris pribadinya. Nuraninya yang terdalam ia merasa berdosa dan mulai ragu dengan sikapnya selama ini. Ia mulai yakin akan ketulusan sani. Tapi ada sisi keraguan di hatinya yang lain.
Hingga suatu malam, zaki dan sisi telah berbuat perbuatan yang terlarang. Di pagi harinya ia menerima kabar bahwa sani masuk rumah sakit karena kecelakaan. Saat itulah zaki merasa ada yang hilang dari hatinya. Ia merasa takut akan kehilangan seseorang yang selama ini ia benci. Hatinya merasa terusik dengan segala kebaikan sani akhir-akhir ini. Bayangan sani yang tersenyum dan melayaninya selalu berkelebat di kepalanya.
Hingga dokter memvonis bahwa sani tidak akan normal kembali hidupnya. Ia akan menjadi perempuan buta dan pincang kakinya. Zaki meyakinkan dirinya untuk menjaga sani dan ia akan menjadi suami yang baik untuknya



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment