27 Nov 2015

KEMBALINYA SI JILBAB LEBAR

Suatu hari roni tidak sengaja bertemu dengan siti, seorang aktifis rohis semasa SMA dulu. Roni dan siti sama-sama anak rohis yang sering ngadain acara –acara keislaman di sekolah mereka dulu. Tapi ada yang aneh dengan kepribadian siti. Roni menganggap bahwa siti yang ia temui hari itu bukanlah siti yang dulu. Ia bertemu dengan siti tanpa melihat jilbab panjangnya. Roni tidak melihat sikap anggun siti yang tegas dan menjaga diri. Roni bertemu dengan teman lamanya itu dengan tampilan yang sulit ia duga. Siti memakai high heels, rok mini dan atasan blus tanpa lengan. Benarkah ini siti?
Roni yakin bahwa itu siti ketika siti ketika ia memanggil nama siti. Ternyata benar. Awalnya siti merasa terkejut bisa bertemu lagi. Roni bertanya kenapa siti bisa berubah. Siti merasa tersinggung dengan pertanyaan roni. Tapi akhirnya ia membuka rahasia. Ia berkata bahwa ia telah tidak suci karena laku bejat orang jahat. Ia frustasi. Beruntung ada seorang ikhwan yang menyelamatkan kegelisahannya dengan menikahinya. Tapi itu tak ubahnya seperti keluar dari mulut buaya masuk mulut singa. Ternyata “ikhwan” yang ia sangka saleh itu jauh dari apa yang ia impikan. Suami yang ia kira sebagai malaikat penyelamat seorang lelaki temperamen yang suka memukulnya kapan pun ia mau. Lebih dari itu (dan ini yang paling menyakitkan) suami siti sering mengumbar kecelakaannya dan mengejeknya dengan wanita tak punya harga diri.
Dari sana siti merasa terpuruk. Ia menggugat cerai suaminya. Setelah bercerai, ia mulai goncang. Efek dari rasa frustasinya, siti menanggalkan pakaian kehormatannya dan menjadi perempuan yang bebas tanpa aturan.
Roni merasa iba sekaligus tak percaya dengan apa yang  dituturkan siti. Kemudian roni meminta siti untuk berubah. Namun siti tidak mau berubah dan merasa nyaman dengan kehidupannya.
“bagaimana jika engkau menjadi ibu untuk anak-anakku yang piatu?” tanya roni. Bahkan ia tidak memikirkan lebih jauh kata-kata yang ia lontarkan. Ia ingin menyelamatkan siti dari kehidupannya yang kelam dan penuh derita.
Siti terkejut dengan apa yang dikatakan roni. Ia tidak yakin,”aku tidak ada nilainya sama sekali. Dan aku tidak pantas bersanding denganmu.”jawab siti.
Roni tetap meyakinkannya hingga akhirnya siti merasa terenyuh. Ia merasa bahagia. Ia tidak merasa ragu karena ia tahu siapa roni. Dalam hatinya yang paling dalam, nuraninya merasa bahwa ia sudah melangkah lebih jauh dari jalan kebenaran.

Hingga akhirnya siti benar-benar menjadi ibu bagi anak-anak roni. Ia kembali memakai baju jubahnya dan jilbab panjangnya. Dan roni juga tak pernah mengungkit-ungkit masa lalunya.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment