Serakahisme
Saat adam as dan istrinya tinggal disurga allah swt,
mempersilakan mereka untuk menikmati semua sarana dan prasarana yang tersedia
di dalamnya. Kecuali satu benda yang dilarang digunakan, bahkan didekatinya
saja tidak boleh oleh kedua pasangan manusia itu, yakni sebatang pohon kayu.
Kita tidak tahu berapa banyak jenis pohon di surga. Hanya
saja surga disebut dalam bahasa arab dengan istilah jannah, yang secara bahasa
berarti taman atau kebun, sehingga bisa diasumsikan banyak tanaman di taman surga.
Dari sekian banyak tanaman di surga- mungkin ada ribuan atau
jutaan jenisnya- allahu alam- hanya satu dan memang hanya satu yang dilarang
didekati. Namun dasar manusia, adam dan hawa, karena bujukan setan tertarik
dengan yang satu ini.
Rasa ingin tahu itu kian hari kian meningkat, tapi rasa
ingin tahu itu tidak berubah menjadi sebuah tindakan karena mereka takut pada
ancaman allah. Hingga akhirnya datang iblis dengan logika ilmiahnya. Dia
katakan allah melarang pohon itu supaya mereka tidak kekal di surga. Karena
pohon itu adalah pohon khuldi (kekekalan).
Untuk menimbulkan kesan ma’ruf iblis melengkapi tipuannya
dengan sumpah dan klaim nasihat,” sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang
memberi nasihat untuk kalian berdua.” Hingga akhirnya adam dan hawa termakan
bujuk rayu iblis dengan memakan buah larangan itu.
Peristiwa itu “dimonumenkan” di dalam alquran untuk
menyadarkan manusia, bahwa sejak nenek moyangnya mereka menyimpan potensi
keserakahan.
Di dunia ini ada milyaran benda yang halal untuk kita
manfaatkan, dan hanya ada sedikit benda haram. Tapi dasar manusia, jika sudah
mengikuti hawa nafsu banyak yang ingin mencicipi yang haram.
Untuk melegitimasi keinginan mereka, setiap yang mereka
inginkan yang bertentangan dengan aturan agama bisa diamandemenkan dan disahkan
dalam kehidupan supaya sesuai dengan perkembangan zaman. Itu klaim mereka. Tapi
sebenarnya adalah supaya mereka merasa puas dengan segala hal yang melenakan
hawa nafsu mereka. Paham inilah yang disebut dengan liberalisme atau paham kebebasan.
Memang, kebebasan tidak akan jauh dengan keserakahan.
Supaya tidak tampak kebinatangan mereka, maka dibungkuslah
hal itu dengan teori-teori yang terkesan ilmiah. Keserakahan itu mereka bungkus
dengan hak asasi manusia. Padahal nyatanya mereka melanggar hak asasi tuhan
sebagai pengatur kehidupan.
No comments:
Post a Comment