22 Apr 2015

MEMULAI HARI DENGAN HAMDALAH

“Jika Aku menguji seorang hamba dari hamba-Ku yang beriman, lalu dia memuji-Ku atas apa yang aku timpakan kepadanya, sesungguhnya dia bangun dari tempat tidurnya sebagaimana saat ia dilahirkan ibunya, dari kesalahan.” (HR. Imam Ahmad)

Agama ini telah mengajarkan kepada kita untuk memulai yang baik dengan yang baik pula. Mengawali yang penting dengan urusan sama pentingnya. Karena, jika awalnya dimulai dengan hal yang baik, maka hasilnya pun akan jauh berlipat-lipat lebih baik.

Jika kita memulai hari kita dengan mengaggapnya hari yang penting, karena kita akan menghadapi berbagai urusan yang penting pula, maka endingnya, akan ada rasa optimisme yang begitu tinggi.

Hal yang baik dan penting untuk mengawali itu semua adalah hamdalah. Kalimat pujian untuk Alllah swt. Rabb pencipta alam, Rabb yang masih memberikan kita nikmat kehidupan tanpa kita sadari di setiap pagi kita. 

Memberi kita nikmat kesehatan dengan segala sarana yang tak pernah kita renungkan sama sekali. Kita selalu menganggap ringan, tau paling tidak kadang merasa bahwa kalimat sederhana yang bernama hamdalah itu adalah kaliamat yang ringan dan tidak mempunyai keistimewaan, tapi di sisi allah, kalimat itu adalah sangat berat timbangannya.

Dengan memulai hamdalah di awal hari kita, kemudian mengulanginya di setiap awal aktifitas kita, maka hujan keberkahan akan terus menerpa kita. Rahmat dan hidayah Allah akan selalu menaungi kita. Dengan hamdalah itu, tanpa kita sadari, keberkahan akan muncul dalam segala desah nafas yang kita keluarkan. Bisa jadi kebrkahan itu berupa rizki yang berlimpah, kesembuhan dari suatu penyakit, kemudahan-kemudahan dalam menghadapi masalah demi masalah, terhindar dari bahaya, rasa tenang dan tentram yang muncul di dalam hati, dan sebagainya.

Lagi pula, kalimat hamdalah ini adalah kalimat  para penghuni surga. Allah sudah menjadikan kalimat hamdalah adalah kalimat yang terus berkumandang dari para penghuni surga. Mengucapkannya adalah sebuah kenikmatan dan refleks keluar dari mulut-mulut para hamba yang dirahmati. Itu yang disebutkan dalam hadits Rasulullah ketika menerangkan tentang para penghuni surga.

“Sesungguhnya para penghuni surge makan dan minum di dalamnya. Mereka tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak buang hajat dan tidak ingusan. Sahabat kemudian bertanya; bagaimana dengan makanannya? Rasulullah menjawab; sendawa dan keringat mereka seperti minyak kesturi. Mereka diilhami tahmid dan tasbih seperti kalian diilhami nafas.” (HR. Muslim)
                                                                                                        
Selain hal di atas, kalimat hamdalah juga menjadikan sebuah identitas yang melekat. Menjadi tanda bahwa yang mengucapkannya adalah seorang muslim yang mengakui keimanan dan mengesakan Allah sebagai rabbnya.                 
    
Hamdalah adalah senjata yang Allah ajarkan kepada kita dalam semua situasi. Sulit atau pun  mudah. Sehat atau pun sakit, duka atau pun bahagia, seorang muslim akan terus mengucapkan hamdalah untuk Rabb-nya. Karena, hanya Allah yang menjadi tempat bergantung dalam semua keadaan. Semua situasi dan keadaan yang menimpa diri kita sejatinya dari Allah swt.

Ketika Rasulullah saw, mendapatkan karunia yang menggembirakan, beliau mengucapkan,” alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimmush sholihat “ segala puji bagi allah, yang dengan nikmatnya alam-amal soleh menjadi sempurna.    

Sedangkan ketika beliau dalamkesulitan beliau mengucapkan,” Alhamdulillah ‘ala kulli hal.” Segala pujibagi allah untuk segala keadaan”

[100 renungan keimanan]                                                                                                                                                                           
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment