Kita setiap hari bekerja dan menghasilkan uang. Kita tak
akan pernah melewatkan waktu terbuang dengan sia-sia. Time is money adalah
bukan pepesan kosong belaka. Karena setiap detik waktu sangatlah berarti untuk
keberlangsungan keuangan kita. Tapi tak sedikit diantara kita yang berpikiran
sempit. Kita hanya beranggapan bahwa uang adalah segalanya. Uang yang
mengendalikan kita, bukan uang yang dikendalikan oleh kita. Rekening dari
berbagai bank semakin buncit dari bulan ke bulan, batangan emas dan kotak
perhiasan semakin memenuhi lemari kita, pakaian-pakaian bermerk dan keluaran
terbaru terpajang dengan anggun di lemari kamar. Tak ada yang kurang sedikit
pun.
Tidak ada yang salah dengan kemewahan dan harta benda. Begitu
juga dengan uang, tidak ada yang melarang mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.
Yang salah adalah dimana ketika kemewahan dan harta benda itu menjadikan rasa
empati hilang dari hati kita. Kita tak lagi punya sikap charity terhadap sesama.
Masa bodoh dengan realita social yang semakin menyesakan dada. Padahal, ada
banyak ribuanbahkan jutaan anak-anak terlantar, pengangguran dan gelandangan
yang berkeliaran di sekitar kita. Sungguh sangatlah salah jika kita tak pernah
berpikir tentang mereka. Tak sudikah jika kiranya kita menyisihkan sekian
persen dari harta yang kita miliki?
Tak ada yang melarang mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya
selama orientasi kita bukan karena uang semata. Intinya, bagaimana supaya uang
itu kita gunakan sebagai sarana untuk menciptakan kekayaan sesungguhnya. Kekayaan
hati nurani yang selama ini kita tak pernah menghiraukannya.
Maka, mari kita hidup kaya. Kaya harta sekaligus kaya hati. Karena
kekayaan yang bermakna adalah ketika harta dan hati sama-sama kaya.
No comments:
Post a Comment