SEKARANG hari valentine days (kata orang-orang yang memang
biasa merayakan atau menganggap perayaannya sah-sah saja). Dan mau tidak mau
kita harus melihat realita yang menyedihkan, bahwa generasi muda kita telah
terbius oleh ingar binger valentine days. Yeah, lihat saja, bagaimana
iklan-iklan produk yang gencar menampilkan embel-embel valentine days. Belum lagi
banyaknya dijual bunga dan cokelat di supermarket atau minimarket yang konon
sebagai symbol valentine days.
Ngomongin valentine days, mimin mendapatkan kata-kata puitis
yang mengkritisi hari valentine dati telegram ustadz Feliz Siauw. Berikut senarainya:
Kiblat Cinta
Mereka yang berkiblat pada Romeo dan Juliet, mewakilkan cintanya pada kata-kata manis nan gemulai, membisikkan rayuan yang meramu syahwat, membangkitkan nafsu
Sama saja dengan yang tergila-gila pada kisah Laila dan Qais si Majnun, yang mengejar cinta mati-matian sampai hilang akalnya karena memuja wanita dengan pilu sembilu
Bagi mereka cinta hanya gairah dan urusan romantisme, berlomba melambangkan cinta dengan segala bentuk fisik, hari-hari ini cinta direduksi hanya sekedar cokelat dan bunga
Cinta yang gugur kelopaknya satu persatu bersama dengan waktu, cinta yang meleleh sebab panasnya hari dan menyisakan sesal, cinta yang tak hakiki tapi memaksa dan terburu-buru
Sedang mereka yang menjadikan Muhammad saw sebagai teladan, memahami bahwa Rasulullah, pecinta paling sempurna itu, ajarkan bahwa cinta itu intinya ialah ketaatan
Rasulullah bagikan bahwa satu-satunya jalan cinta bagi lawan jenis adalah pernikahan, sebab disitu terkumpul sekutunya cinta, tanggung jawab, kasih sayang, ketenangan
Tak ada cinta tanpa yang menurunkannya, karenanya Rasulullah memberikan konsep cinta karena Allah, sebab Allah sebelum segalanya dan takkan lekang setelah segalanya
Cinta karena Allah artinya kita lebih mengenal Allah, lebih banyak bersama Allah, lebih tahu tentang Allah, lebih mau berkorban karena Allah, lebih daripada segalanya
Maka cinta karena Allah ini tak memerlukan tangis dan rayu sebelum pernikahan, ia menafikkan nikmat dan senang sebelum akad dilangsungkan, ia cinta yang menghidupkan
Ia cinta yang menuntun pada ketaatan pada pencipta cinta, bukan malah memandu untuk maksiat. Jangan tanya romantisme, sebab Allah yang menurunkan rasa cinta antara mereka
Jangan repot dengan perayaan cinta, khawatirlah dengan siapa yang paling kita cintai, karena siapa kita mencinta, bagaimana kita mencinta, sebab semuanya ada tanggungannya
Bila belum siap nikah, tak ada persiapan nikah, apalagi pacaran yang pasti maksiatnya. Jalan dakwah menantimu wahai pemuda, kebangkitan Islam memanggil-manggil
Jangan bilang cinta bila belum mengenal Allah, jangan bicara ingin membangun rumah tangga bila berdiri dalam kebenaran dan kebaikan pun belum mampu, benahi diri saja dulu
Ada saatnya, bagi yang Allah cinta, Allah akan pilihkan yang terbaik dari yang dicintainya, agar mereka sama-sama mencinta karena Allah, dengan cinta yang menambah ketaatan
No comments:
Post a Comment