Orang-orang disekitar kita menyebut kita saleh hanya karena
melihat kita berjenggot dan memakai celana cingkrang. Kadang tak pelak, kadang
kita disebut ustadz. Setiap waktu shalat tiba, kita diserahi kepercayaan untuk
mengimami shalat berjamaah jika imam yang biasa berhalangan hadir. Pun begitu
dalam acara pengajian selalu dipinta untuk berceramah atau pun berdoa. Mereka
beranggapan, tampilan adalah manifestasi dari ajaran yang diamalkan.
Hal ini tejadi juga pada muslimah berhijab. Orang –orang
merasa sungkan dan hormat dengan tudung kepala yang dikenakannya. Tak mustahil
dijadikan tempat curhat ibu-ibu disekitarnya. Kerudung penutup kepala yang ia
kenakan adalah sebuah symbol keislaman yang purna tanpa cela.
Ada juga orang yang kerja di yayasan atau lembaga islam atau
bahkan partai islam sekali pun, dianggap sudah paham dengan segala hokum islam.
Tak ada keraguan dalam kredibilitasnya sebagai pelayan umat. Tak ada dalam
pikiran kita mereka akan khianat terhadap jabatan mereka. Tak akan berlaku cela
terhadap apa yang menjadi tanggungannya.
Ya,biasanya memang
tampilan luar adalah gambaran dari apa yang terkandung di dalam. Namun ada juga
segelintir yang justru sebaliknya. Terlepas dari semua itu, beruntunglah kita
yang dianggap sebagai orang soleh. Semoga apa yang mereka sematkan kepada kita
benar apa adanya. Semoga kita diistiqomahkan dalam jalan kesalehan dan predikat
yang kita sandang anggaplah sebagai kepercayaan yang tak boleh kita khianati
dengan laku fajir. Kita berlindung dari apa yang mereka tidak tahu
kekurangan-kekurangan kita.
Jangan sampai predikat saleh itu malah membuat kita bangga
dan merasa besar. Justru disanalah menandakan bahwa kita tak punya kesalehan
yang sebenarnya. Kesalehan yang berbungkus riya. Naudzubillahi mindzalik.
No comments:
Post a Comment