Kisah ini nyata terjadi di daerah Belgam, arab saudi baru-baru ini. Kisah yang sangat mengharukan dan menggetarkan sanubari. Bagaimana kecintaan seorang istri terhadap suaminya telah menghilangkan semua sisi egois dalam dirinya.bagaimana ia merasa bertanggung jawab terhadap kebahagiaan suaminya ketika vonis dokter menyebutkan bahwa umurnya tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Salim, suaminya menceritakan semuanya dan Kisah ini dikutip oleh harian arab sabq, selasa (11-2-215)
Wanita itu gamang. Tapi ia meyakinkan dirinya bahwa ia harus
melakukan hal itu. Ia akan berusaha bahwa apa yang ia lakukan benar-benar
berhasil sebelum vonis dokter itu terbukti secara sempurna.
Sore tadi, ia dan suaminya mendatangi dokter dan dokter itu
menjalankan kemoteraphy yang kedua belas. Kemotherapy batas maximum. Anehnya,kanker
itu sangatlah kuat untuk hilang atau sekedar layu dan mengecil.justru dokter
mengatakan bahwa kanker yang bersemayam di tumbuhnya itu menyebar kemana-mana. Wanita
itu tak sanggup mendengarkan apa yang dikatakan dokter mengenai dirinya. Ia menangis
di pelukan suaminya. Ia hanya bisa membayangkan bahwa semua itu hanyalah mimpi.
Tapi ia tahu, bahwa ini nyata dan benar-banr terjadi dalam hidupnya. Ia harus
kuat dan menerima kenyataan itu. Ia harus menerima takdir yang sudah disuratkan tuhan dalam kehidupannya. Bagaimana pun juga,ketawakalan dan kepasrahan itu selalu ia
hadirkan dalam hatinya.
Terakhir dokter itu mengatakan bahwa umur wanita itu tak
akan lebih dari sebulan. Akhirnya wanita
itu melanjutkan sisa kehidupannya di bangsal rumahsakit. Ia hanya menunggu
keajaiban dan mukjizat tuhan atas apa yang telah menimpanya.
Wanita itu selalu membayangkan semua kemungkinan yang bakal
terjadi. Kemungkinan-kemungkinan jika ia benar-benar meninggalkan dunia fana. Dengan
siapa suaminya hidup? Ia tahu suaminya akan menjadi seorang duda. Ia juga tahu
putrinya masih kecil dan masih memerlukan sosok ibu sebagai muara kasih dan
cinta. Sepanjang malam wanita itu terus menangis memikirkan hal itu.
Pagi terus berlalu bersama hari-hari yang terasa jemu. Wanita
itu telah mengambil keputusan yang sudah ia rencanakan. Dan siang itu seperti
biasa, suaminya datang menejnguknya. Biasanya suaminya pulang dari kantor jam
lima sore. Tapi semenjak kanker itu menghuni tubuhnya, suaminya selalu
mengusahakan untuk pulang setelah dzuhur tiba.
Wanita itu mengatakan bahwa ia akan mencarikan calon istri
untuk suaminya. Jelas suaminya merasa terkejut dan menolak pernyataan istrinya.
Dia mengatakan kepada istrinya bahwa jangan sekali pun memikirkan hal itu.”kamu
harus memikirkan dirimu sendiri. Kita disini selalu mendoakan mengusahakan
kesembuhanmu.”
Wanita itu hanya berkata parau.” Ya, kita tak pernah tahu
dengan takdir yang menghampiri kita. Apa salahnya kita menjaga-jaga dengan
kemungkinan yang bisa saja terjadi. Aku hanya ingin kau dan putri kita hidup
bhagia.
Akhirnya wanita itu mencari wanita yang benar-benar ideal
dan sholehah untuk suaminya. Dan wanita itu tak ingin suami dan putrinya jatuh
pada wanita yang tepat, yang akan selalu berbakti kepada suami dan bisa
mengayomi putriya.
No comments:
Post a Comment