3 Feb 2015

CINTA; PISAU BERMATA DUA


Dengannya kehidupan menjadi lebih berwarna. Tapi jika salah menyikapi maka kegelapan dan duka lara akan menyelimuti kita. Dengannya tercipta berbagai kisah dan lakon hidup manusia. Tidak sedikit air mata tumpah karenanya. Kadang air mata sedih beriring lara, kadang air mata bahagia dengan derai tawa. Tak dipungkiri pula, banyak darah tumpah karenanya. Banyak nyawa melayang hanya gara-gara dia. Banyak hal-hal yang tak terduga karena dia. Dia adalah benda abstrak bernama cinta.
Ya, cinta memang abstrak. Namun semua orang ingin dan juga pernah merasakannya. Karena cinta adalah fitrah manusia. Karena Tuhan menciptakan kehidupan ini dengan cinta yang mengiringi kehidupan itu sendiri. Bahkan dari semenjak kita berbentuk zigot, kita sudah merasakan cinta dari rahim seorang ibu. Hingga pada akhirnya kita menjelma menjadi janin dan bayi seutuhnya.
Pada saat lahir dengan tarikan nafas pertama kita, kita mendapat kecupan dan belaian dari kedua orang tua. Lagi-lagi cinta menyambut kita dengan penuh suka cinta. Cinta termanifestasikan dari air susu ibu dan belaian hangatnya.
Kita juga diajarkan cinta dan kasih sayang. Kita bergaul dengan cinta dan tenggang rasa. Kita tak pernah belajar konsep cinta, tapi naluri kita cenderung terhadap cinta; kedamaian, kasih sayang dan persaudaraan.
SALAH KAPRAH CINTA SYAHWATI
Ada orang yang begitu cinta dengan hartanya. Saking cintanya, ia enggan untuk bersedekah dan mengeluarkan zakat sekali pun. Bahkan kalau bias menambah harta dengan berbagai cara dan jalan. Tak peduli halal dan haram. Tidak peduli segala aturan. Semua dilabrak demi mendapatkan harta yang begitu indah dalam pandangan matanya. Tak heran hawa nafsunya begitu mencintainya.
Ada orang yang begitu cinta terhadap kekasihnya. Apa pun ia lakukan untuk menarik perhatian orang yang dikasihinya. Apa pun ia berikan untuk orang yang dikasihinya. Bahkan, semua penghalang yang dirasa menjadi kendala akan hal itu, ia singkirkan demi mendapatkan cinta kekasihnya. Jika sudah didapat cinta itu, ia tak segan-segan untuk berkorban demi kelangengan cinta tersebut. Tak peduli cintanya itu merugikan orang-orang sekitarnya. Tak peduli cinta tersebut melabrak norma-norma,adat dan agama. Tak peduli cinta itu akan merusaknya dan merusak orang yang dicintainya.
Tak peduli cintanya itu adalah cinta semu yang pada akhirnya akan menenggelamkannya. Karena ia sudah terlena dengan kenikmatan semu sebagai pemanis cinta palsu. Ia tertipu.
Dua kondisi di atas adalah contoh salah kaprah dalam menyikapi cinta. Cinta yang benar-benar keluar dari hawa nafsunya. Bukan cinta berdasar naluri ilahiyah yang bersemayam di setiap jiwa-jiwa yang suci. Cinta berdasar fitroh yang hakiki. Cinta yang tunduk pada ketaatan atas tuhannya.
Dua kondisi di atas bias disimpulkan bahwa; manusia cenderung mencintai harta dan mencintai lawan jenisnya. Dua kondisi ini merupakan kecintaan yang begitu memukau dan membuat kita bertahan dalam kehidupan. Bolehkan kita mencintai kedua hal tersebut? Tentu saja boleh, bahkan harus. Karena kondisi ini sudah disetting oleh sang pengatur kehidupan. Sudah naluri fitroh manusia untuk mencintai harta dan sudah fitroh manusia untuk mencintai lawan jenisnya. Laki-laki tertarik terhadap perempuan dan perempuan tertarik terhadap laki-laki.
Namun yang jadi masalah adalah ketika dua hal tersebut kita cintai di luar batas kendali. Bukan mencintainya di atas kerihoan sang pencinta, tapi mencintainya di atas nafsu yang membara. Nafsu yang menginginkan kesenangan, ketamakan dan pemuasan birahi. Tanpa tuntunan dan aturan sehingga merempak tatanan yang telah disetting begitu apik dan indah. Maka jika sudah begitu, tatanan itu akan hancur karena salah dalam menyikapi cinta. Yang terjadi adalah kerusakan demi kerusakan yang tiada ujung. Endingnya, penyesalan dan murka dari Allah SWT.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment