“Kenapa kamu ingin segera menikah?” tanya seorang teman kepada sahabatnya yang kebelet ingin segera mengakhiri masa lajangnya.
Sahabat teman saya itu tersenyum simpul dengan tatapan menerawang, “Saya berpikir, jika saya sudah menikah, saya tidak lagi merasa kesepian seperti sekarang ini. Lebih-lebih saya melihat teman-teman saya sudah memiliki pasangan dan mereka tampak begitu bahagia
Pertanyaan itu kemudian menari-nari di benak saya. ‘Benarkah pernikahan bisa mengakhiri rasa kesepian akibat dari kesendirian
Bisa jadi ya. Bisa jadi tidak
Banyak memang orang yang telah mengucapkan selamat tinggal terhadap rasa sepi setelah mereka mengakhiri masa lajangnya. Tapi itu bukan sebuah rumus pasti
Ada seorang perempuan yang menikah dengan seorang lelaki dari pulau seberang. Sebelum pernikahan sang suami sudah mengatakan bahwa sang istri harus mengikutinya ke kampung halaman. Si istri setuju dan tidak berpikir macam-macam. Setelah itu dia pun ikut sang suami. Tempat dimana dia menemukan adanya perberbedaan kultur dan kebiasaan. Baginya ini menjadi soal. Kemudian diperparah oleh rasa rindu yang mencekam terhadap orangtuanya di pulau seberang. Meski si suami ada di sampingnya, itu bukan obatnya. Si perempuan itu tidak ingin jauh-jauh dari orangtua. Dia didera kesepian meski suami selalu ada untuknya
Perempuan kedua, dia menikah dengan lelaki yang baik hati. Hanya saja, mereka memiliki kebiasaan dan karakter yang bertolak belakang satu sama lain. Dia ceriwis, suaminya pendiam. Itu salah satu contoh perbedaan yang ada diantara mereka berdua. Dan ada banyak perbedaan diantara mereka yang bila didaftar barangkali bisa memenuhi beberapa lembar catatan. Perempuan kedua ini pun merasa kesepian karena perbedaan antara dia dan sang suam
Setiap pernikahan selalu memiliki ujian masing-masing. Diantaranya adalah ujian rasa sepi. Mungkin sebelumnya pernah berpikir menikah akan mengusir rasa kesepian, tapi ternyata kesepian itu justru tidak pernah hilang karena timbul oleh faktor lain
Jadi, jangan pernah menikah untuk mengusir rasa sepi dan sendiri
Tapi bukan berarti ketika rasa sepi menguji, kita berdiam diri tanpa melakukan hal apa pun. Kesepian itu seringkali berpangkal dari kurangnya komunikasi antara dua hati
. . . i.. . . ?’.” antara dua hati.
No comments:
Post a Comment